KOMPAS.com - Sebuah proyek yang dipimpin Australia di Indonesia menunjukkan tanda-tanda awal keberhasilan dalam memberantas salah satu virus yang paling melemahkan di dunia, yaitu demam berdarah.
Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti itu ditemukan di lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Setiap tahunnya, virus ini menginfeksi 400 juta orang dan membunuh 25.000 orang.
Tetapi para ilmuwan dari program Eliminate Dengue Fever di Indonesia percaya bahwa virus itu mungkin telah menemukan lawannya.
"Yakin? Tentu saya yakin, karena potensi proyek ini sangat besar," kata entomolog Warsito Tantowijoyo.
Dengan teknologi yang diekspor dari Universitas Monash Melbourne, nyamuk di Yogyakarta telah terinfeksi bakteri yang disebut Wolbachia, yang membuat serangga tidak mampu membawa dan menularkan demam berdarah.
Sejauh ini tim Yogyakarta telah melepaskan 6 juta nyamuk Aedes Aegypti yang terinfeksi Wolbachia, yang secara efektif membuat populasi nyamuk yang membiakkan penyakit demam berdarah tidak ada.
Tim ilmuwan sekarang mengumpulkan hasil dari uji coba tersebut.
"Di daerah–daerah di mana bakteri Wolbachia telah terbentuk, kami menemukan bahwa belum ada laporan kasus penularan virus lokal," kata Warsito.
"Kami tidak bisa mengatakan bahwa itu akan menghilangkan semua kasus dengue. Tapi kami berharap teknologi ini akan secara signifikan berkontribusi pada pengurangan kasus demam berdarah," imbuhnya.
Monash University adalah pusat penelitian dan pengembangan program dan memimpin tim peneliti.
Baca juga: Sukses Berantas DBD di Australia, Yogyakarta Jadi Target Selanjutnya
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.