Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Lombok, Rumah Sakit Hancur, Kemenkes Kirim Bantuan

Kompas.com - 12/08/2018, 13:51 WIB
Yunanto Wiji Utomo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

LOMBOK, KOMPAS.com - Hingga 7 hari pasca gempa, fasilitas kesehatan di area kecamatan Tanjung, kabupaten Lombok Utara masih belum pulih.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Untung Suseno Sutarjo mengatakan, sejumlah bantuan untuk kondisi darurat telah dikirim.

Kemenkes hari ini sudah mengirimkan bantuan untuk kebersihan dan kesehatan pasien seperti handuk, sabun, shampoo, dan selimut, masing-masing 200 buah.

Sementara itu, untuk mengatasi kendala pelayanana, akan dibangun rumah sakit sementara.

Baca juga: Pusatnya di Darat, Kenapa Gempa Lombok M 7 Berpotensi Tsunami?

"Tidak sangat lengkap tapi sudah bisa memberi pelayanan. Ada rawat jalan, gawat darurat, dan ruang operasi," katanya.

Rumah sakit sementara akan dibangun dengan konstruksi baja ringan dan tembok BRC. Sebagai pembantu, akan dibangun juga puskesmas sementara.

Dr Baharudin dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung, mengatakan, 90 persen bangunan rumah sakit rusak oleh sebab gempa.

"Untungnya ruang radiologi, bank darah, dan laboratorium kesehatan masih bisa digunakan," kata Baharudin saat ditemui Kompas.com pada Minggu (12/8/2018).

Sementara Teguh dari bagian farmasi RSUD Tanjung mengungkapkan bahwa rumah sakit kekurangan obat-obatan dasar.

"Salep kulit sudah beberapa hari kosong padahal banyak permintaan. Selain itu obat pencahar, diare, vitamin neurotropik dan kateter juga kosong," imbuhnya.

Karena gempa, hanya satu lemari pendingin yang berfungsi. Obat juga terpaksa disimpan di tenda tanpa pendingin udara.

"Padahal obat-obat tertentu harus disimpan di suhu maksimal 25 derajat celsius. Sekarang suhu sudah 30 derajat celsius," terangnya.

Baca juga: Mengapa Gempa Lombok Bisa Bermagnitudo Besar?

Baharudin mencatat, hingga saat ini sudah ada sekitar 400 korban luka dan 200 tindakan operasi. Sejumlah pasien sebenarnya sudah bisa pulang namun tidak punya tujuan karena rumahnya hancur.

Sementara, penyakit pascabencana kini meningkat. Menurut Baharudin, angka infeksi pernafasan akut (ISPA), diare, dan hipertensi kini tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau