Pola cuaca normal di Amerika Utara dan Eurasia sangat bergantung pada arus udara ketinggian yang dihasilkan oleh kontras antara suhu kutub dan khatulistiwa.
Hal ini dikenal sebagai aliran jet.
Tetapi pemanasan global telah meningkatkan suhu di Arktik dua kali lebih cepat dari rata-rata global. Ini berarti arus tersebut melemah.
"Kami melihat cuaca yang lebih ekstrem karena apa yang kami sebut pegunungan tersumbat, yang merupakan sistem tekanan tinggi di mana udara tenggelam, semakin hangat dan kering di sepanjang jalan," kata Flannigan.
"Petugas pemadam kebakaran telah mengetahui selama puluhan tahun bahwa ini kondusif untuk aktivitas api," tegasnya.
8. Intensitas Tak Terduga
Perubahan iklim bukan hanya meningkatkan kemungkinan kebakaran hutan, tetapi juga intensitasnya.
"Jika api menjadi terlalu kuat, dan kami melihat ini di California dan Yunani, tidak ada ukuran langsung yang dapat Anda ambil untuk menghentikannya," kata Flannigan.
"Seperti meludah di api unggun," tegasnya.
Baca juga: 9 Daerah di Indonesia Waspada Kebakaran Hutan, Mana Saja?
9. Karena Kumbang
Dengan naiknya suhu, beberapa jenis kumbang berpindah ke arah utara. Hal ini mungkin terlihat bukan hal besar, tapi sebenarnya menyimpan potensi masalah.
"Kulit kumbang merebak dan meningkatkan jumlah bahan mati yang mudah terbakar," kata Williams.
10. Lingkaran Setan
Secara global, hutan memiliki 45 persen karbon yang terkunci di daratan Bumi dan menyerap seperempat emisi gas rumah kaca.
Ketika hutan mati dan terakar, karbon dilepaskan kembali ke atmosfer. Hal ini kembali berkontribusi pada perubahan iklim.
Artinya, ini akan menjadi lingkaran setan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.