KOMPAS.com - Siapa yang tak mengenal kunyit? Bumbu masak yang satu ini sangat akrab bagi masyarakat Indonesia.
Selain sebagai bumbu masak, kunyit juga dikenal sebagai bahan masakan yang punya fungsi obat. Mulai dari diabetes, radang sednri, kebotakan, disfungsi ereksi, hingga kanker disebut bisa diobati dengan kunyit.
Penelitian Kunyit
Menurut Pusat Kesehatan Nasional AS, ada lebih dari 15.000 manuskrip tentang bahan aktif dalam kunyit yaitu kurkumin.
"Kunyit benar-benar mempunyai sifat mirip panasea (obat untuk segala penyakit) dalam hal-hal yang sedang dipelajari dan dilaporkan berguna," ungkap D Craig Hopp, wakil direktur Divisi Penelitian Ekstramural di Pusat Kesehatan Nasional AS dikutip dari CNN, Selasa (07/08/2018).
"Ada banyak penelitian yang sedang dilakukan tentang kunyit, tapi sudah banyak bukti bahwa rempah ini dapat membantu mengendalikan nyeri lutut dari radang sendi serta mengurangi kemungkinan serangan jantung setelah operasi bypass," kata Dr Sanjay Gupta.
Kunyit sendiri telah dijadikan sebagai bumbu masak di wilayah Asia sejak ribuan tahun. Tak hanya itu, kunyit juga dikenal sebagai komponen vital dari ritual keagamaan.
Bumbu ini juga telah masuk dalam sistem pengobatan tradisional Asia Selatan. Umumnya, kunyit digunakan untuk mengobati masalah pernapasan, rematik, kelelahan, dan rasa sakit.
Kurkumin
"Ada perbedaan yang sangat penting untuk dibuat antara kunyit, yang merupakan tanaman dan rempah-rempah, dan apa yang sering dipelajari para peneliti, yaitu kurkumin, yang merupakan konstituen aktif yang terdapat dalam kunyit," kata Hopp.
Baca juga: Ingin Punya Daya Ingat Tinggi Sampai Tua? Kunyit Bisa Bantu
"Kurkumin yang biasanya dijual atau diteliti bukan senyawa tunggal. Biasanya kumpulan tiga atau empat senyawa yang disebut kurkuminoid, secara kolektif," jelasnya.
Meski begitu, jumlah kurkumin dalam kunyit biasanya bervariasi. Tapi, menurut Pusat Kesehatan Nasional AS, akar kunyit mengandung 5 persen kurkuminoid ini.
Teori dan Praktik
Kehebatan kurkumin memang telah terbukti dengan berbagai penelitian. Tapi sayangnya, menerjemahkan kekuatan senyawa ini untuk menjadi pengobatan yang berhasil masih menjadi tantangan bagi para peneliti.
Hopp mengatakan, ada bukti epidemiologi bahwa orang dengan pola makan kaya kunyit berpotensi mengaitkan manfaat kesehatannya yang besar dengan rempah-rempah.