Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembengkokan Tulang Belakang Bisa Terjadi pada Anak, Kenali Gejalanya

Kompas.com - 18/07/2018, 18:36 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Skoliosis merupakan kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Biasanya, skoliosis akan membentuk tulang belakang menjadi ke samping, dan kelengkungan tersebut akan bertambah seiring berjalannya usia.

Skoliosis dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa. Pada anak-anak, skoliosis dapat tumbuh menjadi kondisi yang serius karena dapat berkembang sangat cepat seiring pertumbuhannya.

“Skoliosisis dapat terjadi sejak balita dan kanak-kanak yaitu usia 0-3 tahun (infantile), 4-9 tahun (juvenile), 10-19 tahun (adolescent), dan lebih dari 19 tahun (adult),” ungkap Dr dr Ninis Sri Prasetyowati, Sp KFR, konsultan ahli dari klinik Skoliosis Care.

Ia menambahkan bahwa progresivitas skoliosis terjadi pada umur 10-18 tahun. Artinya, di masa tersebut pembengkokan tulang belakang bergerak secara cepat.

Baca juga: Bahu Tinggi Sebelah? Hati-hati, Anda Sudah Terkena Skoliosis

“Skoliosis akan bertambah 1 sampai 3 derajat tiap tahun. Itu pasti,” ungkap Labana Simanihuruk, ahli fisiologi dan anatomi saat ditemui di Cikini, Selasa (17/07/2018).

Sayangnya, gejala awal skoliosis jarang sekali disadari oleh penderitanya, walaupun dapat dilihat secara fisik.

Untuk itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya skoliosis: mengecek apakah bahu asimetris atau tidak, melihat tonjolan tulang bahu, dan memeriksa ada tidaknya lengkungan yang terlihat pada tulang pinggang dan pinggul.

Jika penyakit ini sudah lebih parah, maka akan memunculkan gejala seperti gampang pegal, sakit di punggung dan pundak.

Baca juga: Perempuan Lebih Berisiko Terkena Skoliosis

Pada dasarnya, skoliosis tidak berbahaya, tetapi bisa menyebabkan kematian jika tidak dilakukan tindakan lebih lanjut.

Hal ini karena pembengkokan tulang belakang dapat menekan organ-organ lain di dalam tubuh seperti paru-paru dan jantung, sehingga dapat menyebabkan infeksi pernapasan dan gagal jantung.

Selain itu, skoliosis juga dapat mempengaruhi syaraf sehingga dapat menyebabkan hernia nucleus pulposus (HNP).

“Skoliosis dapat menyebabkan kematian karena menyerang organ lain, tergantung bengkoknya di mana. Makanya, banyak yang kalau skoliosisnya sudah sampai di atas 60 derajat kena salah satu organ, misalnya paru-paru dan jantung,” tutup Labana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau