Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertranformasi, Siput Ini Tak Perlu Makan Lagi Saat Dewasa

Kompas.com - 15/07/2018, 18:06 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hampir seluruh makhluk hidup membutuhkan makanan. Tapi ternyata hal itu tidak berlaku untuk siput ini.

Di laut lepas pantai Antartika, ada siput bernama Gigantopelta chessoia yang mampu hidup tanpa makanan. Dari tampilan luarnya, siput ini tidak memiliki perbedaan dengan siput pada umumnya.

Namun menurut Chong Chen, seorang ahli biologi laut dalam, organ dalam siput ini memiliki keunikan metamorposis yang disebut crypto-metamorphosis.

Berhenti Tumbuh

Sesuatu yang menarik dari siput ini adalah, ketika gastropoda ini mencapai ukuran tertentu, sistem pencernaannya berhenti tumbuh.

Gigi, perut, dan ususnya membuka jalan bagi kelenjar esofagus untuk menjadi besar dan membuat organ baru.

Kemudian bakteri yang dihasilkan dari rumput yang dimakan ketika ukurannya lebih kecil bertahan hidup dan menghasilkan energi bagi siput.

"Ketika kami melihat siput ini dalam fase anakan, mereka memiliki anatomi yang sangat berbeda," kata Dr. Chen dikutip dari New York Post, Rabu (11/07/2018).

"Organ internal mereka (fase anakan) jauh lebih mirip siput normal," sambungnya.

Namun siput ini tidak sendirian.

Terumbu karang air dangkal misalnya, memiliki ganggang yang hidup di dalam jaringan mereka yang dapat menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi yang memberikan karang nutrisi.

Baca juga: Kali Pertama, Ilmuwan Lakukan Transplantasi Memori pada Siput Laut

Pada kasus Gigantopelta chessoia, meskipun di habitatnya tidak ada sinar matahari, bakteri di dalam tubuh dapat mengubah hidrogen sulfida dan oksigen menjadi sumber energi.

Tranformasi Pencernaan

Lebih lanjut, tim peneliti melakukan penelitian untuk melihat apakah transisi dari kebiasaan memakan rumput ke ketergantungan pada bakteri berubah secara bertahap.

Mereka penasaran apakah pada perubahan seperti transisi manusia dari ASI ke makanan padat atau secara mendadak seperti ulat yang mengonsumsi daun berubah mengonsumsi nektar ketika fase kupu-kupu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com