Untuk mencari tahu hal tersebut, tim peneliti mengumpulkan siput dari habitat mereka, 9.000 kaki di bawah permukaan laut. Kemudian memindai dan merekonstruksi organ-organ internal di komputer.
Dengan mengevaluasi ukuran relatif organ-organ ini, mereka memutuskan bahwa sistem bertahan hidup tersebut berubah secara mendadak.
Temuan ini akan membantu peneliti untuk membuat perhitungan yang lebih akurat tentang aliran energi dalam ekosistem laut dalam.
Kedepannya, dengan mengetahui sistem anatomi ini dapat diharapkan dapat diterapkan dalam ekosistem lain juga.
“Kami pikir crypto-metamorphosis ini bisa menjadi hal yang biasa pada hewan lain. Jika kita melihat cukup dekat, mungkin itu bahkan hadir dalam sistem lain seperti hutan atau terumbu karang,” pungkas Chen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.