Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pisang Manakah yang Lebih Baik Menurut Sains, Matang atau Mentah?

Kompas.com - 14/07/2018, 17:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Di negara tropis seperti Indonesia, sangat mudah menjumpai pisang. Ada yang lebih menyukai pisang matang, namun ada juga yang menyukai pisang mentah. Di antara tingkat kematangan pisang, sebenarnya manfaatnya berbeda.

Dalam foto instagram yang diunggah @fitness_meals, menunjukkan sebuah lingkaran yang tersusun oleh 15 pisang dengan tingkat kematangan berbeda. Pisang nomor satu adalah pisang paling mentah dan pisang nomor 15 adalah yang paling matang.

Dalam keterangan foto itu tertulis, "Yang mana (pisang) pilihanmu? Saya pilih antara nomor 5 dan 6," tulis admin akun tersebut.

Benar saja, pengikut instagram itu langsung ikut berkomentar dan memberi pendapat pisang mana yang lebih mereka sukai. Sebagian besar memilih pisang ke-8 sampai ke-10, namun beberapa juga ada yang memilih pisang nomor empat sampai tujuh.

Lalu, tingkat kematangan pisang manakah yang paling baik menurut ahli gizi?

Baca juga: Jangan Dibuang, Tandan Pisang Bikin Es Krim Lembut dan Lama Mencair

 

What's your choice? I would do between 5 and 6 ???? #fitness_meals

A post shared by Fitness Meals???????????????? (@fitness_meals) on Jun 30, 2018 at 9:49am PDT

"Pisang adalah sumber kalium dan nutrisi yang sangat baik untuk tubuh. Sebenarnya, ada manfaat berbeda dari setiap tingkat kematangan pisang, tergantung pada kesehatan tubuh," ujar seorang penulis panduan diet dan ahli gizi di Inggris kepada Daily Mail, dilansir Business Insider, Senin (9/7/2018).

Seseorang dengan diabetes, disarankan untuk mengonsumsi pisang yang belum matang dibanding yang sudah matang. Saat pisang sudah matang, pati akan berubah menjadi gula.

"Penelitian menunjukkan, dalam pisang yang belum matang sekitar 80 sampai 90 persen mati mengandung karbohidrat. Sedangkan saat pisang sudah matang, pati berubah jadi gula," kata Lambert.

"Sebab itu, orang yang menderita diabetes disarankan untuk makan pisang yang tidak terlalu matang agar kadar gula darah tidak meningkat," imbuhnya.

Pisang yang terlalu matang lebih mudah dicerna

Meski kandungan gulanya banyak, pisang yang terlalu matang adalah pilihan tepat bagi mereka yang kesulitan mencerna makanan. Teksturnya yang lembut membuat pisang mudah dicerna.

"Saat pati berubah menjadi gula, maka pisang akan matang. Penelitian mengatakan, pisang matang lebih mudah dicerna bagi banyak orang," kata Lambert.

Pisang berwarna cokelat dan lembek kaya antioksidan

Sebuah artikel yang diterbitkan Spoon University mengatakan, saat pisang hampir berwarna cokelat seluruhnya, semua pati telah dipecah menjadi gula. Inilah yang membuat rasanya menjadi lebih manis dan klorofil telah mengambil bentuk baru.

"Rusaknya klorofil adalah alasan mengapa tingkat antioksidan meningkat seiring dengan pisang yang semakin matang," tulis artikel tersebut.

"Jadi, saat pisang sepenuhnya berwarna cokelat, ia memiliki banyak antioksidan," imbuh penjelasan artikel.

Baca juga: Percaya Tak Percaya, Inilah Rupa Pisang Sebelum Manusia Menanamnya

Lalu, pisang manakah yang bagus?

Pada akhirnya pertanyaan ini hanya Anda yang dapat menjawabnya. Anda dapat memilih jenis pisang manapun sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Lambert menambahkan, kandungan nutrisi dalam pisang tidak berubah meski tingkat kematangannya berbeda.

Satu-satunya yang berubah adalah rasa dan bagaimana tubuh memproses gula.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com