Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Akan Uji Klinis Obat Penuaan, Bisakah Bikin Awet Muda?

Kompas.com - 13/07/2018, 20:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Newsweek

Pada penelitian mereka, Kirkland dan timnya melakukan transplantsai sel senescent pada tikus muda. Ini membuat mereka "menua", yaitu lebih lambat, lemah, dan rapuh selama beberapa minggu.

Para peneliti juga menemukan bahwa sel-sel hewan pengerat ini juga mulai menua sebelum waktunya setelah proses transplantasi.

Selanjutnya, mereka memberikan beberapa obat pada tikus tua dan tikus yang mendapat transplantasi. Obat yang diberikan di antaranya koktail dari dasatinib, obat leukimia, dan quercetin.

Quercetin sendiri adalah senyawa yang ditemukan dalam beberapa buah dan sayur. Senyawa ini diperkirakan bisa membunuh sel-sel penuaan untuk mencegah hewan itu menjadi lambat dan lemah secara prematur.

Hasilnya, pengobatan ini membuat tikus tua secara alami bisa berlari lebih cepat di atas treadmill, mencengkeram lebih kuat, serta lebih aktif secara keseluruhan.

Baca juga: Peneliti Temukan Struktur Enzim untuk Bikin Obat Perlambat Penuaan

Dr Richard Hodes, direktur NIA, meyebut pengobatan ini merupakan bukti kuat bahwa menargetkan sel-sel penuaan bisa menunda kondisi terkait usia pada tikus. Menurut Hodes hal ini mengarah pada umur panjang dan kondisi kesehatan yang lebih baik.

Sayangnya, masih terlalu dini menyebut obat ini efektif pada manusia.

Kini para peneliti sedang menunggu persetujun dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk memulai uji klinis obat ini pada manusia.

Jika sesuai rencana, dalam beberapa tahun, para ilmuwan seharusnya sudah mengetahui apakah obat ini bisa dan efektif digunakan pada manusia.

"Salah satu hal yang membuat frustasi dari geriarti (ilmu kesehatan usia lanjut) adalah Anda melihat semua terjadi pada orang tua tanpa bisa melakukan apa-apa," kata Kirkland.

"saya pikir sebagaian besar geriartik sudah lelah meresepkan kursi roda, alat bantu jalan, atau alat bantu lainnya," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com