Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Observatorium Timau Terbesar di Asia Tenggara, Apa Keunggulannya?

Kompas.com - 12/07/2018, 20:08 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.comObservatorium baru mulai dibangun di pegunungan Timau, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Observatorium ini disebut bakal menjadi observatorium terbesar di Asia Tenggara.

Sebelumnya, observatorium terbesar di Asia Tenggara berlokasi di Thailand, tepatnya di Taman Nasional Doi Inthanon. Fasilitas observatorium di Thailand, dilengkapi dengan teleskop berukuran 2.4 meter yang menjadikannya observatorium terbesar saat itu.

Nah, Observatorium Timau akan memiliki teleskop berdiameter 3,8 meter. Dengan diameter yang lebih besar, observatorium ini akan mampu meneropong objek angkasa yang lebih redup.

“Diameter teleskop menentukan jumlah cahaya yang direkamnya. Jadi semakin besar ukurannya, semakin banyak juga cahaya yang bisa dikumpulan, berarti bisa mendeteksi objek lebih redup,” ungkap Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), saat dihubungi Kompas.com pada hari Kamis (12/7/2018).

Baca juga: Indonesia Segera Bangun Observatorium Terbesar di Asia Tenggara

Thomas menambahkan, nantinya observatorium ini bisa melakukan pengamatan lebih baik pada objek redup seperti nebula, galaksi, dan bintang.

Selain itu, pemilihan lokasi penempatan observatorium di Timau yang berada di selatan katulistiwa memiliki keunggulan tersendiri.

Menurut Thomas, penempatan observatorium di Timau membuat pengamatan objek-objek angkasa di langit belahan selatan menjadi lebih mudah.

Ia menambahkan, observatorium yang berada di belahan bumi selatan relatif sedikit. Mereka hanya ada di Amerika Selatan, Afrika Selatan, Australia, dan Indonesia.

Lalu, lebih mudah meneliti langit belahan bumi selatan bukan berarti sisi utara bumi tidak dapat diteliti.

Dikarenakan lokasi Indonesia yang berada di garis ekuator, pengamatan pada objek langit bisa meliputi langit selatan dan utara, meskipun ada sebagian kecil langit utara yang tidak dapat diamati.

Saat ini proses pembuatan Observatorium Timau, menurut Thomas, telah memperoleh izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta sudah melakukan prosesi penyerahan oleh masyarakat adat setempat.

Ia melanjutkan, kemungkinan Observatorium Timau mulai aktif beroperasi antara akhir tahun 2019, atau awal tahun 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com