Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Level Testosteron Tergantung Lingkungan Pria Dibesarkan

Kompas.com - 30/06/2018, 20:34 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Testosteron merupakan kunci dalam pembentukan massa otot, kesuburan dan pubertas pria. Selama ini pula orang beranggapan jika kadar hormon tersebut ditentukan oleh faktor-faktor seperti genetika atau ras.

Namun, sebuah studi menunjukkan hal lain.

Hasil studi yang kemudian diterbitkan di jurnal Nature Ecology & Evolution, Senin (25/6/2018) lalu menunjukkan bahwa lingkungan di mana seorang anak tinggal adalah faktor yang lebih penting dalam menentukan tingkat testosteron, mulai dari tinggi badan mereka hingga usia memasuki pubertas.

Temuan tersebut diperoleh oleh para peneliti di Durham University di Inggris yang membandingkan kelompok pria yang berbeda satu sama lain berdasarkan di mana mereka menghabiskan masa kecil mereka.

Baca juga: 5 Hal Tak Terduga yang Pengaruhi Keseimbangan Hormon Anda

Studi ini membandingkan lima kelompok pria, yaitu orang-orang kaya yang lahir di Bangladesh dan masih tinggal di sana, pria kelahiran Bangladesh yang pindah ke London saat masih anak-anak, pria yang lahir di Bangladesh dan pindah ke London saat dewasa, pria kelahiran Inggris yang orangtuanya imigran dari Bangladesh dan pria yang lahir di Inggris dan memiliki keturunan Eropa.

Semua pria dalam penelitian ini memiliki kadar testosteron dalam kisaran normal dan sehat. Namun penelitian juga mengungkapkan beberapa perbedaan penting antara kelompok pria ini.

Pria yang lahir di Inggris atau Bangladesh, tetapi dibesarkan di Inggris, rata-rata memiliki kesamaan kadar testosteron, tinggi badan serta usia ketika memasuki pubertas, terlepas dari siapa leluhur mereka.

Sementara itu, pria yang lahir dan dibesarkan di Bangladesh, termasuk yang pindah ke London saat sudah dewasa, ditemukan terlambat memasuki masa pubertas, memiliki tubuh lebih pendek dan juga level testosteron yang rendah.

Dr Landon Trost, seorang ahli endoktrin di Mayo Clinic yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa temuan itu menunjukkan bahwa sesuatu terjadi pada masa kanak-kanak yang dapat memiliki efek seumur hidup pada produksi hormon testosteron pria.

Baca juga: Studi Ungkap Alasan Pria Ingin Memperbesar Penis

Ini juga sesuai dengan apa yang sudah diketahui para dokter sebelumnya tentang bagaimana penyakit masa kanak-kanak dapat mempengaruhi produksi testosteron.

"Kami melihat contoh dalam infertilitas, di mana saat infeksi tertentu, misalnya gondongan, akan berdampak jangka panjang pada produksi sperma," kata Trost.

Namun Trost mengingatkan, meski sementara studi menunjukkan bahwa lingkungan adalah faktor yang jauh lebih penting daripada genetika dalam produksi testosteron. Namun, tidak kemudian serta merta menunjukkan bahwa faktor-faktor lingkungan merupakan yang paling penting di masa kanak-kanak.

"Mungkin juga anak-anak yang bermigrasi di usia lebih muda lebih mungkin untuk mengadopsi gaya hidup di rumah baru mereka, dibandingkan dengan mereka yang bermigrasi setelah usia dewasa dan mungkin sudah terbiasa dengan makanan, adat istiadat, tradisi setempat di mana mereka dibesarkan," ujar Trost.

Dengan kata lain, ada kemungkinan pria Bangladesh yang pindah ke Inggris saat dewasa menjalani kehidupan dewasa yang cukup berbeda dari pria Bangladesh yang dibesarkan di Inggris. Perbedaan tersebut menjelaskan tingkat testosteron kedua kelompok yang berbeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com