Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal Atapnya Bocor, Ahli Selidiki Kenapa Tetesan Air Berbunyi “Plink”

Kompas.com - 27/06/2018, 17:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Inspirasi untuk melakukan penelitian bisa datang dari mana saja, termasuk kekesalan seperti yang terjadi pada Anurag Agarwal.

Ceritanya, insinyur dari University of Cambridge ini sedang mengunjungi temannya di Brasil pada 2016 ketika dia menemukan adanya kebocoran pada atap tempatnya menginap.

Walaupun sudah berusaha sekuat tenaga, Agarwal tidak bisa mengabaikan bunyi “plink, plink, plink” dari air yang terus menetes dan jatuh ke ember di bawahnya.

Merasa kesal sekaligus penasaran, Agarwal mengajak koleganya di University of Cambridge untuk mempelajari bagaimana air bisa membuat bunyi khusus tersebut.

Baca juga: Botol Air di Dalam Mobil Bisa Lelehkan Jok Mobil, Kok Bisa?

Sebab, bunyi ini tidak terjadi hanya karena benturan antara air dengan air saja. Jika Anda memukulkan tangan ke meja, bunyinya tidak memiliki “kualitas musikal” seperti tetesan air.

Untuk mempelajari penyebab bunyi tetesan air; Agarwal menggunakan kamera berkecepatan tinggi, mikrofon bawah air, dan mikrofon di atas tanah. Alat-alat ini digunakannya untuk merekam kapan dan bagaimana tetesan air berbunyi “plink”.

Rupanya, dugaan Agarwal benar. Pada saat benturan, air tidak menimbulkan bunyi.

Namun, beberapa milidetik kemudian, tetesan air membentuk lubang yang menutup kembali dan naik menjadi tiang cair. Kejadian ini menyebabkan gelembung-gelembung udara kecil yang terperangkap dalam air.

Baca juga: Ada 2 Jenis Air dalam Setiap Gelas yang Anda Minum

Gelembung yang bergetar sebanyak 5.000 kali per detik inilah yang membuat air ikut bergetar dan menimbulkan suara “plink” yang sangat menganggu.

Agarwal juga menemukan bahwa suara ini hanya muncul ketika air bertemu air. Sebaliknya, ketika air bertemu tanah kering, bunyinya tumpul.

Lebih pentingnya lagi, Agarwal juga menemukan cara untuk menghentikan bunyi menyebalkan ini ketika atap Anda bocor, yakni dengan membuat campuran air dan sabun di ember. Campuran ini menganggu getaran gelembung udara.

Dalam makalah yang dipublikasikan di jurnal Scientifics Reports, Agarwal dan kolega berharap agar hasil penelitian mereka juga dapat membantu para insinyur suara dan pembuat game untuk menciptakan suara tetesan air yang lebih realistis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau