KOMPAS.com – Selain malaria, demam berdarah, zika; kini ada satu penyakit baru lagi yang disebarkan oleh nyamuk ke manusia.
Seorang remaja di Florida, Amerika Serikat, telah menjadi korban pertama virus Keystone.
Dilansir dari Mother Nature Network, Jumat (22/6/2018); remaja tersebut dibawa ke unit gawat darurat sebuah klinik pada Agustus 2016 karena gejala demam dan ruam. Dokter yang memeriksa kemudian menguji remaja tersebut untuk virus zika tetapi hasilnya negatif.
Kultur virus dari remaja tersebut kemudian dipelajari oleh para peneliti dari University of Florida yang kemudian menemukan adanya virus Keystone.
Baca juga: Lawan Zika, Peneliti Bikin Nyamuk Tak Subur
Seperti yang diceritakan dalam laporan kasus tersebut di jurnal Clinical Infectious Diseases, virus Keystone sebenarnya bukan virus baru.
Ia pertama kali ditemukan di Keystone, Tampa Bay pada 1964. Virus ini kemudian ditemukan menginfeksi berbagai hewan di area pesisir dari Texas hingga Chesapeake Bay.
Akan tetapi, baru kali ini virus Keystone ditemukan menginfeksi manusia.
Dr J Glenn Morris, direktur UF Emerging Pathogens Institute dan penulis laporan, mengatakan, walaupun virus ini belum pernah ditemukan pada manusia, infeksinya mungkin cukup umum di Florida utara.
Baca juga: Bukan Cuma Bikin Gatal, Gigitan Nyamuk Bisa Pengaruhi Kekebalan Tubuh
“Ini adalah salah satu kasus yang jika Anda tidak mencarinya, ya tidak akan ketahuan,” ujarnya.
Walaupun dalam kasus kali ini remaja tersebut mengalami gejala ringan, tetapi penelitian menunjukkan bahwa Keystone bisa menginfeksi sel otak dan menyebabkan infeksi seperti radang otak.
Oleh karena itu, Morris dan kolega pun menghimbau para peneliti lainnya untuk melakukan studi yang lebih mendalam terhadap Keystone dan penyakit-penyakit lain yang disebarkan oleh nyamuk.
“Semua jenis virus yang disebarkan oleh nyamuk belum kita mengerti dengan benar angka transmisinya. Penelitian tambahan mengenai penyebaran penyakit manusia yang ditransmisikan oleh organisme hidup lainnya akan memperjelas patogen yang paling mengkhawatirkan bagi kesehatan manusia dan hewan,” kata Morris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.