KOMPAS.com - Para astronom berhasil menemukan material baryon yang menghilang ketika terjadinya peristiwa Big Bang.
Astronom menemukan material baryon tersebut mengambang di antara bintang-bintang di luar angkasa dalam bentuk gas oksigen panas.
Material baryon adalah partikel-partikel yang terbuat dari subpartikel atomik, termasuk proton dan neutron.
Dalam jurnal yang terbit di Nature pada Kamis (21/6/2018), para astronom menjelaskan, gas tersebut terionisasi dengan sangat kuat yang membuat sebagian besar elektronnya hilang dan memiliki muatan positif yang kuat.
Baca Juga: 11 Kutipan Stephen Hawking soal Lubang Hitam, Semesta, dan Kematian
"Kami menemukan baryon yang hilang," kata Michael Schull, seorang astronom dari Universitas Colorado dan timnya, dalam sebuah pernyataan resminya.
Sementara itu, menurut Fabrizio Nicastro, astrofisikawan dari Institut Astrofisika Nasional Italia, material baryon berhasil mereka lacak menggunakan teleskop luar angkasa.
"Kami diberi banyak waktu dan kami dapat mendeteksinya (baryon). Hasil yang didapat sangat menggiurkan," kata Nicastro, seperti dikutip dari Gizmodo, Kamis (21/6/2018.
Berdasarakan pengamatan teleskop oleh para ahli, jarak sumber gas oksigen dari Bumi adalah sekitar miliaran tahun cahaya.
Dalam penelitian pada 2011, para ilmuwan sebenarnya telah menangkap tanda-tanda material gas oksigen panas tersebut mengelilingi Bima Sakti. Saat itu, para peneliti menyebut material itu sebagai warm-hot intergalactic medium (WHIM).
Baca Juga: Apa yang Terjadi jika Bumi Kita Dilahap Lubang Hitam Raksasa?
WHIM ini akan bersinar sangat terang ketika lubang hitam menyedotnya dalam jumlah banyak dan teleskop milik para astronom mampu merekam kuasar (obyek paling terang di luar angkasa) dalam lubang hitam tersebut.
Setelah mempelajari data kuasar-kuasar tersebut, para ilmuwan menyadari kemungkinan adanya keberadaan material baryon yang telah lama hilang.
Dikutip dari Livescience, Kamis (21/6/2018), para astronom mengatakan, material baryon yang ditemukan tersebut bukanlah materi gelap, yang diyakini para ahli masih eksis dan lebih eksotis dibandingkan partikel di baryon ini.
Sementara itu, penemuan tersebut masih akan dikonfirmasi oleh para astronom dengan mengamati lagi secara lebih detail material baryon dalam bentuk WHIM di lokasi lain di alam semesta.
Selain itu, para astronom akan mengarahkan teleskop mereka ke kuasar-kuasar lainnya dan WHIM dengan lebih fokus agar memperbaiki hasil penemuan mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.