Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sains di Balik Mengapa Orang Mudah Marah Saat Lapar

Kompas.com - 13/06/2018, 17:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

"Mereka tidak tahu ini adalah percobaan tentang rasa hangry," kata MacCormack.

Sebanyak 118 peserta diminta berpuasa selama 5 jam. Sedangkan 118 peserta lain diminta untuk makan sebelum percobaan.

Sesampainya di laporatorium, separuh mahasiswa dari kedua kelompok diminta menulis esai yang berfokus pada emosi yang mereka rasakan.

Setengah peserta lainnya diminta menulis esai tentang 'hari yang netral tanpa emosi'.

Kemudian, para mahasiswa tersebut dimasukkan dalam latihan komputer yang membosankan dan sulit.

"Saya mendesain tugas palsu ini dengan lingkaran berwarna. Warna yang digunakan mencolok, cerah, dan sulit dilihat, dan itu tugas yang sulit dengan seratus uji coba," kata MacCormack.

Baca juga: Jangan Pernah Berbelanja Saat Perut Lapar, Sains Membuktikannya

Namun, hal itu tak cukup. Tim peneliti juga memprogram komputer yang digunakan peserta untuk eror. Hal ini digunakan untuk menyalahkan peserta.

"Oh, tombol apa yang Anda tekan? Anda pasti telah menyebabkan eror," kata MacCormack.

"Lalu kami membiarkan mereka merasa marah selama dua menit. Tidak ada yang marah secara langsung pada saya, tapi beberapa orang terlihat gugup dan kesal," sambungnya.

Maka, ketika para peserta diminta untuk mengisi kuesioner tentang emosi dan kualitas eksperimen hasilnya cukup negatif.

Meski begitu, para peneliti menemukan bahwa para peserta yang lapar merasakan emosi tidak menyenangkan jauh lebih besar seperti stres dan kebencian.

"Terlepas dari istilah 'hangry', kami menemukan bahwa efek ini tidak khusus untuk kemarahan," kata rekan penulis penelitian Kristen Lindquist, asisten profesor di Psikologi & Neuroscience di UNC.

"Orang-orang dalam penelitian kami lebih cenderung merasakan negativitas yang kuat secara umum ketika mereka lapar dan sesuatu yang buruk terjadi — menunjukkan bahwa merasa lapar dapat mengubah banyak emosi negatif seperti marah, stres, atau jijik," tambahnya.

Untuk menghilangkan perasaan hangry ini, Anda bisa memusatkan perhatian pada emosi yang sebelumnya. Dengan kata lain, jika Anda memikirkan baik-baik apa yang dirasakan maka amarah akan menghilang.

"Cukup mengambil langkah mundur dari situasi ini dan mengenali bagaimana perasaan Anda, Anda masih bisa menjadi diri sendiri bahkan ketika lapar," kata MacCormack.

Sayangnya, penelitian ini hanya terbatas mengamati orang Amerika saja. Ini membuat masalah tentang hangry ini tidak terkonfirmasi apakah ada di seluruh dunia.

Meskipun demikian, ini adalah pandangan yang menarik tentang bagaimana lingkungan dan kepribadian mungkin lebih mungkin membuat orang hangry.

"Tubuh kita memainkan peran yang kuat dalam membentuk pengalaman, persepsi, dan perilaku dari waktu ke waktu - ketika kita lapar versus kenyang, lelah versus beristirahat atau sakit versus sehat," kata MacCormack.

Baca juga: Lapar Tengah Malam? Lakukan Ini agar Berat Badan Aman

Dan jika Anda merasa sedikit pemarah, mundur selangkah dan pikirkan tentang emosi Anda untuk sedikit - itu mungkin membantu Anda dari berubah menjadi kekacauan hangry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau