KOMPAS.com - Studi baru yang dimuat dalam jurnal American Medical Association, Jama Network Open, mengungkap risiko munculnya alergi yang lebih besar pada anak-anak yang didiagnosis dengan autisme.
Menurut para peneliti, anak-anak dengan autisme lebih rentan derita alergi makanan, gangguan pernapasan, dan alergi kulit seperti eksim dan demam.
Studi yang dipimpin peneliti kesehatan masyarakat dari Universitas Iowa di AS menduga autisme dan alergi berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh anak.
Baca juga: Ilmuwan China Rekayasa Otak Monyet untuk Pahami Gangguan Autisme
"Kemungkinan, gangguan imunologi berkembang sejak awal kehidupan dan memengaruhi perkembangan otak dan fungsi sosial. Hal ini kemudian yang menimbulkan gangguan spektrum autisme," ujar Dr Wei Bao, asisten profesor epidemiologi dilansir The Independent, Sabtu (9/6/2018).
Para ahli percaya faktor genetik dan lingkungan berperan dalam mengembangkan kondisi autisme dan alergi.
Untuk membuktikan hal tersebut, Bao dan timnya melihat hasil survei kesehatan nasional AS sejak 1997 sampai 2016 dengan subjek 200.000 anak-anak.
Survei kesehatan nasional ini tidak melibatkan riwayat kesehatan yang diberikan dokter. Data didapat dari informasi yang diberikan orangtua setelah mengamati anak-anak mereka selama setahun.
Beberapa informasi yang diberikan orangtua berkaitan dengan autisme dan alergi.
Misalnya, apakah anak-anak memiliki diagnosis autisme atau kondisi perkembangan serupa dan apakah anak mengalami alergi makanan, kulit, atau pernapasan dalam 12 bulan terakhir.
Dari data tersebut, Bao dan tim menemukan anak-anak dengan autisme sangat mungkin mengalami alergi makanan, risikonya sampai 129 persen.
Sementara alergi kulit dan pernapasan masing-masing 50 dan 28 persen.
Para ahli mengingatkan hasil ini rentan terhadap bias karena hanya berdasarkan ingatan orangtua saja.
Baca juga: Autis, Bipolar, dan Skizofrenia Ternyata Punya Kemiripan Gen
Meski demikian, temuan ini menunjukkan orangtua dari anak-anak dengan autisme cenderung lebih memperhatikan dan melaporkan alergi anak-anak mereka, dibanding orangtua yang anaknya tidak didiagnosis autisme.
"Ada kemungkinan orangtua yang melaporkan satu kondisi lebih mungkin melaporkan hal yang lain. Efek semacam ini menjelaskan peningkatan laporan alergi dalam penelitian ini," kata Dr James Cusack, direktur untuk badan amal Autistica kepada The Independent.
"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa autime dikaitkan dengan kesehatan fisik yang buruk, termasuk asma. Jadi saya rasa temuan ini masuk akal," sambung Cusack.
Sebagai catatan, temuan ini tidak menjelaskan hubungan sebab akibat. Oleh karena itu masih diperlukan penelitian lain yang lebih mendalam untuk membuktikannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.