Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesor Asal Indonesia Raih Bintang Penghargaan dari Australia

Kompas.com - 12/06/2018, 11:11 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Contoh-contoh polutan atau organik di udara, misalnya parfum dan bahan pembersih yang bisa terhirup.

"Reaksi kimia sudah banyak digunakan di industri, untuk membersihkan air. Biasanya bahan kimia digunakan untuk menghancurkan polutan di air," kata Profesor Amal.

"Jadi pada dasarnya penelitian saya mencari tahu apakah kita bisa memanfaatkan matahari untuk proses ini, karena di Australia banyak sinar matahari," imbuhnya.

Dalam proses pembersihan air, Profesor Amal sedang meneliti cara untuk menjadikan titanium dioksida memiliki sifat seperti magnet. Ini dilakukan agar senyawa itu bisa dipisahkan dengan mudah dari air dengan menggunakan medan magnet.

Baca juga: Terinspirasi ?Gundam?, Insinyur Jepang Bangun Robot Raksasa

Namun, menurutnya, proses pemurnian air dengan photocatalysis mungkin terlalu mahal untuk diterapkan dalam skala besar dan untuk kebutuhan sehari-hari.

Membimbing Anak Muda

Selain melakukan penelitian, Prof Amal juga membimbing para mahasiswa termasuk mereka yang berasal dari Indonesia.

"Sekarang ini di fakultas 24 persen mahasiswa adalah perempuan, jadi saya berharap dalam lima sampai 10 tahun mendatang jumlah mahasiswa perempuan dan laki-laki akan berimbang," katanya lagi.

Selain itu, Rose Amal juga berusaha mendorong para siswa sekolah menengah di Australia untuk menekuni bidang STEM (sains, teknologi, teknik dan matematika).

"Kadang ketika berbicara dengan anak-anak muda, mereka merasa STEM itu susah, dan mereka lebih baik memilih subjek pelajaran yang lebih mudah untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus," katanya dalam wawancara dengan harian Australia The Sydney Morniing Herald.

"Kita memerlukan ilmuwan yang bagus, insinyur yang kreatif, dan pakar teknologi yang kreatif. Bila tidak, saya tidak yakin dengan masa depan kita semua," sambungnya.

Untuk itu, Rose Amal berpikir tentang pentingnya memberi inspirasi pada para anak muda pada bidang yang disukai.

"Kita perlu mematangkan, memberikan insiprasi dan mendukung generasi muda kita," katanya lagi.

"Bila anak-anak kita tertarik dengan sepakbola, kita akan mencarikan pelatih yang baik. Kita juga harus melakukan hal yang sama dengan STEM," kata Prof Rose Amal lagi.

Baca juga: Teliti Penyakit Mata Anak, Dosen UGM Raih Penghargaan Tingkat Dunia

Sejak SMA

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com