Saat ini tidak ada aturan sama sekali, sehingga produsen bisa menggunakan bahan kemasan apa pun yang mereka inginkan.
"Seringkali kita dapati film multilayer. Begitu banyak plastik yang berbeda dalam satu film. Tidak mungkin dipisahkan serta pra-proses," katanya.
"Mereka menyediakan segala macam manfaat film tebal dari satu plastik yang dapat Anda gunakan berulang-ulang," jelasnya.
"Saya sarankan agar kita kembali memikirkan masa depan dan kembali untuk mengisi ulang paket," katanya.
"Jadi mengisi ulang botol minuman, membeli barang-barang tanpa kemasan, menggunakan kemasan berulang-ulang dan memilih ketidaknyamanan agar lebih ramah lingkungan."
Dia mengatakan plastik tidak harus berakhir di tempat pembuangan akhir dan menekankan penggunaan kembali produk-produk tertentu, seperti botol.
"Di Jerman, mereka memiliki skema deposit dimana botol plastik dicuci dan diisi ulang," katanya.
"Ketika saya kecil, orang mencuci dan mengisi ulang toples. Jika saya ingin sebungkus keripik, saya membawa botol kosong itu ke toko dan mengumpulkan deposit".
"Misalnya jika kita memberi botol plastik nilai ekonomi, maka mereka akan dikumpulkan, diisi ulang dan digunakan kembali."
Karena plastik adalah molekul panjang, mereka tidak bercampur, jadi tidak ada yang dapat dilakukan dengan limbah dari tempat sampah tanpa banyak tenaga kerja untuk memisahkan berbagai jenis plastik.
Solusi yang ditawarkan Profesor Ryan yaitu memiliki polietilen standar, PET, dan nilon yang dapat digunakan untuk membuat botol dan kotak yang dapat digunakan kembali.
"Maka tidak akan ada kebocoran ke lingkungan, karena barang-barang pengemasan itu akan memiliki nilai intrinsik meskipun ada skema deposit," katanya.
Baca juga: Anak Anjing Laut Mati dengan Plastik di Perut karena Ulah Manusia
Kehidupan tanpa plastik tak mungkin
Profesor Ryan mengatakan untuk membayangkan seperti apa bentuk kehidupan tanpa plastik, kita hanya harus melepaskan setiap barang dan pakaian yang terbuat dari plastik polimer.