KOMPAS.com - Sebuah video yang belakangan ini viral di media sosial memperlihatkan seekor orangutan yang menghadang sebuah buldoser.
Video tersebut difilmkan oleh sebuah lembaga perlindungan satwa liar, International Animal Rescue (IAR).
"Rekaman ini sebenarnya berasal dari tahun 2013 di Kalimantan Barat, saat IAR Unit PerlindunganOrangutan melakukan sejumlah aksi penyelamatan dan operasi pemindahan orangutan dari kawasan deforestasi ke lokasi yang lebih aman," ungkap Elisabeth Key, manajer komunikasi IAR.
Tampak dalam video, tim IAR berusaha menangkap orangutan tersebut dan memindahkannya ke kawasan lindung di dalam hutan. Orangutan terlihat jatuh dari pohon sebelum kemudian bangkit kembali.
Pihak IAR mengatakan, timnya berhasil menyelamatkan hewan primata tersebut.
Organisasi seperti IAR berusaha menyelamatkan orangutan sebanyak mungkin. Salah satu program IAR yang mereka kampanyekan adalah proyek reforestasi untuk merestorasi kembali sebagian dari jutaan hektar hutan tropis Indonesia dan habitat orangutan yang lenyap setiap tahun.
Seekor Orangutan menghadapi buldozer yang sedang menghancurkan habitat alaminya di Kalimantan Barat. Insiden tersebut direkam oleh aktivis International Animal Rescue saat pembukaan lahan untuk perkebunan. pic.twitter.com/c7ydjmi9TN
— DW (Indonesia) (@dw_indonesia) June 6, 2018
Video ini kembali viral, setelah organisasi lingkungan Greenpeace membuka hasil penyelidikannya di Sungai Putri, Ketapang, Kalimantan Barat yang menunjukkan penebangan yang beroperasi pada malam hari dan di kawasan-kawasan yang menjadi rumah orangutan.
Baca juga: Penggundulan Hutan Ancam 1.000 Orangutan di Kalimantan
Hutan seluas 57.000 hektar di kawasan ini dihuni oleh sekitar 1.200 orangutan.
Hal yang diungkap Greenpeace ini menjadi ujian bagi pemerintah untuk menegakkan moratorium dan upaya menghentikan eksploitasi hutan lahan gambut, pasca kebakaran musim kemarau yang besar-besaran pada tahun 2015.
Kebakaran itu telah menghancurkan 2,6 juta hektar hutan dan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Industri kayu dan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit telah mengubah lahan gambut berawa menjadi perkebunan industri. Bank Dunia memperkirakan kebakaran itu menyebabkan kerugian sebesar 16 miliar dollar AS.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.