KOMPAS.com - Seorang perempuan penderita kanker payudara tingkat lanjut berhasil sembuh total dari kanker setelah menjalani uji coba perawatan dengan memanfaatkan sistem kekebalan tubuhnya sendiri.
Judy Perkins (42), perempuan asal Florida, Amerika Serikat, merasa mendapat keajaiban ketika dinyatakan sembuh dari kanker payudara yang menderanya selama 9 tahun.
"Rasanya ajaib dan saya takjub bahwa saya sekarang bebas dari kanker selama dua tahun," kata Perkins kepada media dikutip dari ABC, Selasa (5/6/2018).
Sebelum menjalani perawatan ini, kondisi kanker Perkins sudah tak merespons kemoterapi dan perawatan lainnya. Ketika mendapat kesempatan perawatan ini, dia merasa mendapat kesempatan kedua dalam hidupnya.
"Sekitar seminggu setelah terapi, saya mulai merasakan sesuatu. Saya merasa tumor di dada saya mulai menyusut," sambungnya.
Baca Juga: Pengidap Kanker Payudara dan Paru-paru Tak Perlu Kemoterapi, Asal...
Perawatan yang dijalani Perkins ini didasarkan pada mutasi DNA yang terjadi pada tumornya.
Menurut laporan yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine tersebut, para peneliti dari National Cancer Institute itu mulanya mengambil sampel dari tumor di tubuh Perkins.
Sampel tersebut digunakan untuk mempelajari mutasi DNA di dalamnya.
Setelah itu, para ahli mengambil sel-sel kekebalan dari tumor dan memperbanyak sel tersebut.
Dari sekian banyak sel-sel itu, para peneliti memilih sel yang paling efektif untuk membasmi kanker.
Namun, menurut Dr. Steven A Rosenberg, salah satu penulis studi, penelitian ini masih bersifat uji coba.
"Tetapi karena pendekatan baru untuk imunoterapi tergantung pada mutasi bukan pada jenis kanker, itu adalah sebuah cetak biru yang dapat kita gunakan untuk pengobatan banyak jenis kanker," katanya.
Selama proses perawatan, Perkins disuntik dengan 80 miliar sel imun yang dipilih dan diberi obat pembrolizumab atau Keytruda, yang dapat membantu sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kanker.
"Setelah perawatan, semua kanker pada tubuh pasien ini menghilang dan selama 22 bulan lebih belum kembali lagi," kata Dr Rosenberg.
Ini merupakan pertama kalinya metode perawatan tersebut berhasil dilakukan teradap penderita kanker payudara.