Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Paus Pilot di Thailand Telan 8 Kg Plastik?

Kompas.com - 05/06/2018, 17:35 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sebagai informasi, paus pilot biasanya makan cumi-cumi. Kemungkinan, mereka mengira plastik tersebut sebagai hewan seperti gurita, cumi-cumi, atau sotong.

Polusi Plastik

Polusi plastik hingga saat ini merupakan masalah besar bagi lautan dunia. Di perairan Thailand, lebih dari 300 hewan laut telah diketahui mati setelah makan plastik.

Pada April lalu, seekor paus sperma juga ditemukan mati di lepas pantai Spanyol. Paus tersebut terlihat kurus kering.

Nekropsi menunjukkan ada 27 kilogram sampah plastik dalam perut paus tersebut.

Pada Jumat (01/06/2018), seekor anak anjing laut terdampar di pantai dengan potongan plastik kecil dalam ususnya. Padahal, kasus semacam ini jarang terjadi karena anjing laut bisa membedakan antara plastik dan makanan.

Beberapa negara kini juga mulai mengurangi dan melarang penggunaan plastik sekali pakai.

Malaysia, misalnya, berencana memberlakukan larangan pemakaian kantong plastik secara nasional dalam rentang satu tahun. Hal ini dilakukan karena kesadaran masyarakat terhadap sampah plastik masih rendah.

Baca juga: Kenapa Hewan Liar Tak Bisa Berhenti Makan Plastik? Ini Penjelasannya

Dirangkum dari DW, Senin (28/05/2018), Komisi Eropa juga berencana melarang penggunaan sedotan dan alat makan sekali pakai dari plastik.

Langkah yang sama juga diambil oleh pemerintah Inggris. Mereka akan melarang perdaran sejumlah produk plastik sekali pakai seperti sedotan, pengaduk, dan cotton buds.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com