Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan 7 Fosil Manusia Prasejarah di Bandung Barat

Kompas.com - 05/06/2018, 13:31 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

"Gigi ini merupakan satu kunci yang penting untuk memberikan informasi kepada kita mengenai keadaan orang yang mempunyai gigi tersebut," kata Fahmi saat ditemui di lokasi eskavasi Gua Pawon.

Dari hasil pemeriksaan odontologi forensik terhadap gigi geligi lima Manusia Pawon, Fahmi menyimpulkan Manusia Pawon termasuk Ras Mongoloid yang umur hidupnya rata-rata 30 tahun. Rangka III, misalnya, diketahui berjenis kelamin laki-laki dan berusia di atas 20 tahun saat meninggal dunia.

"Semuanya menunjukkan rata-rata (usia kematian) 30 tahun. Ini berarti usia harapan hidup cukup rendah dibandingkan manusia modern sekarang. Kita bisa buat hipotesis, mungkin saja sistem imunnya masih sangat lemah dan cara mengantisipasi serangan penyakit juga belum ada," ujar Fahmi.

Baca juga: Jangan Salah, Manusia Prasejarah Sudah Paham Bahaya Perkawinan Sedarah

"Dengan demikian kita bisa mengungkapkan orang-orang zaman dulu masih rentan terhadap paparan penyakit. Ini sangat penting," papar Fahmi.

Hal menarik lainnya, lanjut Fahmi, tim tidak menemukan adanya karies di gigi geligi Manusia Pawon. Padahal sejauh ini, belum ditemukan satu pun instrumen atau artefak pembersih gigi.

Di zaman itu juga belum diketahui adanya suatu keilmuan atau pengetahuan cara pembersihan gigi.

Meskipun tidak ditemukan karies, tapi terlihat adanya karang gigi yang ditunjukkan dengan penyakit periodontal atau penyakit gusi.

"Jadi terjadi resorpsi tulang-tulang rahangnya yang sangat ekstrim dan ini membuktikan terdapat karang-karang gigi. Dan kami telah mencoba mengambil ekstrak karang giginya dan dilakukan peneltian. Sasarannya untuk mencari bakteri pada zaman dulu," kata Fahmi.

Fahmi menyakini temuan bakteri itu sangat bermanfaat bagi ilmu kedokteran gigi dan ilmu kesehatan secara umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com