Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan 7 Fosil Manusia Prasejarah di Bandung Barat

Kompas.com - 05/06/2018, 13:31 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Sebelumnya, ditemukan potongan gigi seri manusia prasejarah berusia 600 ribu tahun yang lalu di Tambaksari Ciamis, 8 Juli 1999 silam.

Tim juga menemukan rangka manusia purba dengan usia yang lebih muda sekitar 45 tahun sebelum Masehi di Situs Subang Larang.

Manusia purba dengan usia lebih muda juga ditemukan di Karawang yang diberi nama Manusia Buni. Manusia purba ini diperkirakan hidup di awal-awal periode Masehi.

"Jadi paling tidak, kita melihat temuan Pawon ini sudah mengisi mata rantai prasejarah yang pernah ada dan hidup di kawasan Jawa Barat di masa lalu," kata Ketua Tim Eskavasi Gua Pawon, Lutfi Yondri, saat ditemui di lokasi eskavasi Gua Pawon di Desa Gunung Masigit Padalarang Kabupaten Bandung Barat, awal Mei lalu.

Namun, dengan rentang waktu yang cukup panjang antara temuan di Tambaksari dan Pawon, Lutfi meyakini masih ada jejak manusia prasejarah yang terkubur di tanah Jawa Barat.

Oleh sebab itu, Lutfi dan timnya melanjutkan penggalian di area Gua Pawon.

"Kita ingin mendapatkan periode yang lebih tua lagi karena dari proses migrasi untuk umur-umur hunian prasejarah seperti Pawon ini, Jawa Barat punya lapisan antara 30 hingga 35 ribu tahun yang lalu, makanya kita gali lagi," ujar Lutfi yang juga menjabat Kepala Balai Arkeologi Bandung ini kepada wartawan di Bandung, Julia Alazka.

Sejauh ini, tim belum menemukan individu manusia prasejarah dalam proses ekskavasi lanjutan yang berlangsung hingga 22 Mei 2018 itu.

Baca juga: Melihat Situs Manusia Prasejarah di Gunungkidul

Namun, mereka menemukan berbagai artefak yang terbuat dari bahan batuan obsidian, andesit, dan rijang yang diperoleh Manusia Pawon dari tempat lain.

Tim juga menemukan pemanfaatan batu gamping sebagai artefak oleh Manusia Pawon.

"Batu gamping di antaranya digunakan sebagai perkutor (alat batu pukul), juga ada yang digunakan dalam bentuk alat serpih. Perkutor digunakan untuk memecah tulang yang kemudian mereka gunakan sebagai artefak seperti lancipan," papar Lutfi.

Identitas Manusia Pawon

Selain penanggalan radiokarbon, Tim Eskavasi Gua Pawon menggunakan metode odontologi forensik untuk mengungkap identitas Manusia Pawon.

Melalui gigi geligi, tim bisa mengetahui lebih detil identitas rangka yang ditemukan, seperti usia kematian, ras, dan jenis kelamin.

Koordinator Odontologi Forensik dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, Fahmi Oscandar, menyebutkan, gigi merupakan alat identifikasi yang sempurna karena memiliki daya tahan yang luar biasa meski dikubur jutaan tahun dan tidak akan hancur walaupun terendam air laut atau terbakar dengan suhu di atas 900 derajat celcius.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com