Ini artinya semua wanita di atas 50 tahun bisa tidak melakukan kemoterapi dan terhindar dari efek samping beracunnya.
Sementara itu, wanita yang usianya di bawah 50 tahun dengan nilai tes genetik 0 sampai 15 juga bisa tidak melakukan kemoterapi.
Namun, wanita di bawah usia 50 tahun dengan nilai antara 16 sampai 25, hasil menunjukkan lebih baik melakukan kemoterapi.
Meski begitu, Joseph Sparano dari Montefiore Medical Center di New York yang terlibat dalam penelitian pertama menganjurkan semua wanita yang didiagnosis memiliki kanker payudara di tahap awal tetap harus menjalani tes dan mendiskusikan hasilnya dengan dokter.
Baca juga: Pengidap Kanker Payudara Tidak Harus Lakukan Kemoterapi
Studi kedua, kanker paru-paru
Pada studi kedua, ahli onkologi menguji bentuk imunoterapi terhadap kemoterapi pada pengidap kanker paru-paru yang paling umum dialami orang, yakni kanker paru-paru non sel kecil.
Mereka menemukan, obar Merck Keytruda (pembrolizumab) dapat digunakan untuk membantu pengidap kanker paru-paru bertahan hidup empat hingga delapan bulan lebih lama daripada melakukan kemoterapi.
Ada lebih dari 1.200 responden yang terlibat dalam penelitian ini.
"Ini adalah sesuatu yang baru untuk menghadapi kanker paru-paru non-sel kecil," kata penulis utama penelitian ahli onkologi Gilberto Lopes dari University of Miami Health Center.
Namun ia juga mencatat, pengidap kanker paru-paru yang berusia lanjut dapat meninggal dunia dalam beberapa bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.