Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Hewan Liar Tak Bisa Berhenti Makan Plastik? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 04/06/2018, 11:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Banyak hewan tampaknya memilih diet ini. Untuk memahami mengapa plastik begitu menarik bagi hewan laut, kita perlu mengerti bagaimana mereka memandang dunia.

Salah Mengindra

"Hewan memiliki kemampuan indrawi dan perseptif yang sangat berbeda dari kita. Dalam beberapa kasus kemampuan mereka lebih baik dan dalam beberapa kasus kemampuan mereka lebih buruk, tetapi dalam semua kasus mereka berbeda," kata Matthew Savoca di NOAA Southwest Fisheries Science Center di Monterey, California.

Salah satu penjelasannya adalah hewan mengira plastik sebagai makanan yang biasa dimakan. Pelet plastik, misalnya, dianggap menyerupai telur ikan yang lezat.

Tetapi sebagai manusia, kita bias oleh indra kita sendiri.

Baca juga: Rumahnya Tercemar, Angsa Ini Terpaksa Bangun Sarang dari Plastik

Untuk mengerti kesukaan hewan akan plastik, para ilmuwan harus mencoba melihat dunia seperti yang hewan lakukan.

Berbeda dengan manusia yang merupakan makhluk visual, banyak hewan laut, termasuk albatros, bergantung pada indera penciuman mereka dalam mencari makan.

Savoca dan rekan-rekannya telah melakukan eksperimen yang menunjukkan bahwa beberapa spesies burung laut dan ikan tertarik pada plastik karena baunya.

Secara khusus, plastik mengeluarkan dimethyl sulfide (DMS), senyawa yang dikenal menarik burung mencari mangsa.

Pada dasarnya, ganggang tumbuh di plastik mengambang. Ketika ganggang tersebut dimakan oleh kril - sumber makanan laut utama - ia melepaskan DMS.

Senyawa inilah yang menarik burung dan ikan yang kemudian mengunyah plastik, bukan kril yang sebenarnya mereka cari.

Bahkan untuk penglihatan, kita tidak bisa langsung mengambil kesimpulan ketika mempertimbangkan daya tarik plastik.

Seperti manusia, kura-kura laut sangat bergantung pada penglihatan mereka untuk mencari makanan.

Namun, mereka juga dianggap memiliki kemampuan untuk melihat sinar UV, membuat penglihatan mereka sangat berbeda dari kita.

Qamar Schuyler dari The University of Queensland, Australia, mendalami isi kepala penyu dengan memodelkan kemampuan visual mereka dan kemudian mengukur karakteristik visual dari plastik saat penyu melihatnya.

Schuyler juga memeriksa isi perut penyu yang sudah mati untuk mengerti plastik pilihan mereka.

Kesimpulannya adalah bahwa meski penyu muda relatif tidak pandang bulu, penyu yang lebih tua lebih suka mengincar plastik yang lunak dan tembus cahaya.

Schuyler berpendapat bahwa hasilnya menegaskan gagasan lama bahwa penyu salah mengira tas plastik dengan ubur-ubur yang lezat.

Baca juga: Makin Mengerikan, Tiap Tahun 1.000 Penyu Mati akibat Sampah Plastik

Warna juga dianggap sebagai faktor dalam konsumsi plastik, meskipun preferensi bervariasi antar spesies.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau