Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 03/06/2018, 18:05 WIB

KOMPAS.com - Sebuah peti kecil dengan dekorasi elang tergeletak di gudang Maidstone Museum di Kent, Inggris. Pihak museum selama ini mengira jika peti yang berusia 2.100 tahun tersebut berisi mumi burung yang berharga.

Ini terlihat masuk akal mengingat ukiran yang digunakan pada peti bertema elang dan dicat emas, bertuliskan hieroglif yang mengacu pada Horus, dewa langit elang berkepala orang Mesir kuno.

Ukurannya yang kecil juga merupakan ukuran yang sempurna untuk burung. Apalagi suatu hal yang lumrah bagi masyarakat Mesir kuno untuk melakukan praktek mumifikasi pada hewan. Jadi bisa dibilang jika tidak ada yang istimewa dari mumi itu.

Baca juga: Bukan Fiksi, Penyakit Mumi Tomb Raider Bisa Terjadi di Dunia Nyata

Terdaftar di inventaris sebagai EA 493 Mummified Hawk, Ptolemaic Period, mumi itu hampir dilupakan begitu saja. Hingga suatu saat, pihak museum yang akan melakukan pemindaian pada mumi manusia memasukkannya ke dalam koleksi yang akan dipindai juga.

Ketika para peneliti melakukan pemindaian terhadap mumi burung itu mereka menemukan hal lain.

Awalnya pemindaian menunjukkan lengan yang disilangkan di dada menunjukkan bahwa mumi itu bukan burung elang seperti yang diperkirakan sebelumnya. Pemindaian yang kurang rinci akhirnya memperkirakan jika itu merupakan mumi monyet.

Dikira mumi burung, ternyata ini adalah janin berusia 22 sampai 28 minggu yang dimumikan Dikira mumi burung, ternyata ini adalah janin berusia 22 sampai 28 minggu yang dimumikan

Barulah kemudian antropolog Andrew Nelson dari Western University di London melakukan pemindaian beresolusi sangat tinggi.

Dari situlah tim mulai menyadari bahwa benda mungil itu berisi tulang-tulang janin manusia berkelamin laki-laki yang berusia antara 22 sampai 28 minggu.

Hasil pemindaian juga menunjukkan mumi tersebut memiliki kecacatan sejak lahir. Ia memiliki kelainan tulang belakang yang parah, ditambah otak dan tengkoraknya tidak berkembang dengan baik.

"Berdasarkan pemindaian, kita mengetahui janin ini mengalami anencephalic atau kondisi di mana sebagian besar tulang tengkorak dan otak janin tidak terbentuk dan membuatnya tidak dapat bertahan hidup," kata Nelson dilansir Science Alert, Jumat (1/6/2018).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+