Selanjutnya, para peneliti menunjukkan foto mantan masing-masing kepada para peserta. Intensitas emosi dalam menanggapi foto tersebut juga diukur menggunakan elektroda yang ditempatkan di belakang kulit kepala.
Pembacaan EEG dari potensi positif akhir (LPP) merupakan ukuran emosi dan perhatian termotivasi, atau pada tingkat apa orang terpikat oleh foto.
Para peneliti juga mengukur seberapa positif atau negatif yang dirasakan orang dan seberapa besar cinta yang mereka rasakan pada mantan dengan skala kuesioner.
Strategi Terbaik
Menurut pembacaan EEG, ketiga strategi tersebut secara signifikan mengurangi respons emosional orang-orang terhadap foto dibanding respons mereka dalam uji coba kontrol.
Namun, hanya orang yang melihat mantan kekasih mereka dalam cara negatif yang memiliki penurunan perasaan cinta. Sayangnya, dalam strategi pertama ini, peserta juga melaporkan berada dalam suasana hati yang lebih buruk.
Strategi pengalihan fokus teramati membuat orang merasa lebih baik secara keseluruhan. Hanya saja, cara ini tidak banyak mengurangi perasaan cinta terhadap mantan kekasih.
"Distraksi adalah bentuk pengalihan, yang telah terbukti mengurangi dampak pemulihan dari putus cinta," ungkap Sandra Langeslag, co-author penelitian ini dikutip dari Time, Selasa (29/05/2018).
Sedangkan pada strategi reappraisal cinta tidak menunjukkan efek pada kurangnya rasa cinta atau suasana hati. Meski begitu, cara ini cukup ampuh untuk menumpulkan respons emosional ketika melihat foto mantan kekasih.
Baca juga: Kenangan Pahit dengan Si Mantan Bisa Dilupakan, asal Otak Punya Ini
Harus Mengubah Cara Pikir
Dari hasil tersebut, para peneliti menyebut bahwa untuk mengatasi putus cinta, orang yang patah hati harus mengubah cara berpikir mereka. Hal ini tidak bisa terjadi secara instan, melainkan membutuhkan waktu.
"Untuk membuat perubahan yang permanen, Anda mungkin harus mengatur perasaan cinta Anda secara teratur," ujar Langeslag yang bekerja sebagai direktur Neurocognition of Emotion dan Motivation Lab di University of Missouri – St. Louis, AS tersebut.
Langeslag mengatakan, menulis hal negatif tentang mantan sehari sekali hingga Anda merasa lebih baik mungkin efektif untuk cepat move on.
Meski strategi ini cenderung membuat Anda merasa lebih buruk, tapi menurut Langeslag, efek ini akan menghilang dengan sendirinya.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa penilaian negatif terhadap mantan juga mengurangi kegilaan dan keterikatan pada mantan, sehingga akan membuat Anda merasa lebih baik dalam jangka panjang, katanya.
"Ketiga strategi ini dapat mempermudah orang untuk menghadapi pertemuan dan pengingat mantan kekasih dalam kehidupan nyata dan di media sosial," kata Langeslag.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.