Adalah Kat Charles, salah satu peserta uji coba tersebut. Sebelumnya, Charles pada 2014 divonis hanya punya tiga bulan untuk hidup setelah dokter kehabisan pilihan untuk mengobati kanker otaknya.
"Mereka mengatakan tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan untuk saya," ungkap Charles dikutip dari The Independent, Selasa (29/05/2018).
Inilah membuatnya mengikuti uji coba obat baru tersebut. Hasilnya, dia mampu bertahan tiga setengah tahun kemudian.
Bahkan, dalam pemindaian MRI terbaru tidak ada jejak tumor pada otak ibu satu anak ini.
"DCVax telah melakukan apa yang semua orang katakan tidak mungkin," kata Charles.
"Jika bukan karena perawatan ini, saya tidak akan menjadi istri dan ibu untuk anak kami," sambungnya.
Para peneliti optimis dengan penelitiannya ini.
"Tampaknya pasien yang bertahan melewati titik ambang waktu tertentu bisa terus melanjutkan hidup yang sangat lama," ujar para peneliti.
Sejauh ini, hanya ada tujuh peserta yang melaporkan adanya efek samping dari vaksin tersebut.
Baca juga: Dokter Hilangkan Kanker Otak dengan Laser
"(Hasil sementara ini) memberi harapan baru kepada pasien dan dokter yang berjuang melawan penyakit mengerikan tersebut," ungkap Profesor Keyoumars Ashkan, ahli bedah saraf di King's College Hospital di London yang terlibat dalam penelitian ini.
"Meskipun penilaian definitif perlu disajikan hingga data final tersedia, makalah yang diterbitkan hari ini mengisyaratkan terobosan besar dalam pengobatan pasien dengan glioblastoma," katanya.
Optimisme lain terhadap obat ini juga diungkapkan oleh David Jenkinson, kepala petugas ilmiah untuk Brain Tumor Charity.
"Hasil ini tampak sangat menjanjikan bagi komunitas pasien yang telah diberi sedikit harapan selama beberapa dekade," ujar Jenkinson.
"Kami perlu analisis lebih lanjut dari data dari percobaan ini dan lebih banyak penelitian di bidang ini untuk memastikan peran yang dapat dimainkan oleh imunoterapi dalam perang melawan kanker otak," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.