"Suhu tubuh Iffah ketika demam 37,5-38 derajat. Saat itu saya bawa ke IGD dan ia kembali kejang, padahal suhu tubuhnya normal," tuturnya.
Baca juga: Waspadai Meningitis jika Muncul Gejala Ini
Iffah akhirnya dirawat inap dengan diagnosis radang tenggorokan dan kejangnya disebut karena demamnya.
Karena Iffah terus mengalami kejang, dokter melakukan pemeriksaan otak EEG dan diketahui ada pelepasan gelombang secara abnormal. Iffah pun didiagnosis terkena epilepsi.
"Setelah itu kondisi Iffah terus menurun. Iffah terus mengantuk dan lemas. Kemudian timbul gerakan tangan, kepala, dan mata, yang terus menerus. Di sini yang curiga ada yang salah dengan otak Iffah karena epilepsi seharusnya tak separah itu," katanya.
Keesokan harinya, pada tanggal 24 Mei, Iffah kejang selama 30 menit tanpa berhenti. Ia pun dimasukkan ke PICU. Untuk menghentikan kejangnya, Iffah diberikan obat kejang dengan dosis lebih tinggi.
Namun, Nita menuturkan efek samping dari obat tersebut bisa melemahkan organ pernapasannya. Untuk mencegahnya, Iffah akan dipasang ventilator atau alat bantu napas.
Pemeriksaan kemudian dilanjutkan dengan tes MRI dan fungsi lumban. Penyakit Iffah mulai menunjukkan titik terang, hasil MRI menunjukkan otak kiri Iffah terkena virus meningoenchepalitis.
"Kata dokter infeksinya di selaput otak dan otak besar," tutur Nita.
Nita mengatakan, sejak lahir kondisi Iffah sehat dan normal. Vaksinasi pun ia lakukan sesuai jadwal dokter.
Penggalangan Dana
Saat ini Nita dan keluarga masih menunggu kesembuhan Iffah. Namun, masalah biaya pengobatan menjadi kerisauannya karena selama ini perawatan Iffah masih memakai biaya pribadi.
"Sejak Agustus tahun lalu suami saya berhenti bekerja, jadi kami tidak punya BPJS," katanya.
Upaya untuk penggalangan dana dilakukan oleh beberapa sahabat Nita melalui Kitabisa.org.
Raisha Wirapersada, penggagas penggalangan dana tersebut menargetkan dana Rp 200 juta.
"Perhitungannya karena menurut dokter supaya bisa sembuh Iffah harus dirawat intensif 1-2 tahun ke depan. Kami juga sempat dengar ada obat yang harus dibeli sampai Rp 30 juta. Perhitungannya dari biaya-biaya itu, termasuk untuk kamar PICU," kata Raisha kepada Kompas.com
Sampai tanggal 29 Mei ini, dana yang terkumpul baru mencapai Rp 9 juta.
"Saya berharap banyak yang tergerak untuk membantu. Sambil jalan Nita pun sedang mengurus pembuatan BPJS, tapi biaya yang harus dikeluarkannya masih banyak," ujarnya.
Baca juga: Menteri Kesehatan Tolong Kirim Vaksin Meningitis, Kami Mau Umrah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.