Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Baru: Musik Keras Bikin Orang Pesan Makanan Tak Sehat

Kompas.com - 25/05/2018, 16:36 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Musik sudah lama diketahui mempengaruhi otak manusia. Berbagai penelitian membuktikan hal ini.

Misalnya saja, lagu dengan irama yang cepat dan menghentak bisa meningkatkan performa seseorang dalam berolahraga. Selain itu, lagu favorit juga punya pengaruh besar terhadap suasana hati seseorang.

Sebuah penelitian terbaru kini juga mengkonfirmasi bahwa musik punya pengaruh terhadap jenis makanan yang kita pesan atau beli.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Academy of Marketing Sciences ini menemukan, volume dari musik yang menghanyutkan memiliki efek yang bisa diamati pada konsumen dalam memilih makanan sehat atau tidak sehat.

Menurut para peneliti, fenomena ini berasal dari fakta bahwa volume dari jenis musik tersebut memiliki dampak langsung pada detak jantung dan gairah kita.

Penelitian ini dilakukan oleh Dipayan Biswas, profesor pemasaran di University of South Florida's Muma College of Business dan koleganya.

Untuk mendapat temuan ini, tim tersebut bereksperimen di sebuah kafe di Stockholms, Swedia. Mereka memainkan berbagai genre musik yang menghanyutkan dalam dua volume berbeda, yaitu 55 dan 70 desibel dalam beberapa hari.

Sebelum melakukan eksperimen ini, mereka terlebih dahulu mengkategorikan makanan yang sehat, tidak sehat, atau netral.

Hasilnya, jika musik bergenre keras diputar, 52 persen pelanggan memesan makanan dalam kategori tidak sehat. Sebaliknya, ketika musik lebih tenang dimainkan, 42 persen pelanggan memilih makanan tidak sehat.

Selain itu, saat musik tenang dimainkan, makanan sehat cenderung lebih dipilih oleh pelanggan.

Baca juga: Kala Para Peneliti Melatih Hiu Jadi Fans Musik Jazz

Para peneliti menyebut ini karena musik lebih lembut punya efek menenangkan. Efek ini membuat kita lebih sadar tentang makanan apa yang kita pesan atau beli.

Sedangkan musik keras cenderung meningkatkan stimulasi dan stres. Ini membuat pengunjung lebih memilih opsi yang tidak sehat seperti burger.

"Restoran dan pasar swalayan dapat menggunakan musik latar secara strategis untuk mempengaruhi perilaku pembelian konsumen," kata Biswas dikutip dari Newsweek, Kamis (24/05/2018).

Makalah baru ini merupakan yang pertama, secara khusus, memeriksa bagaimana volume musik bisa mempengaruhi pilihan makanan seseorang.

Penelitian sebelumnya dalam hal ini cenderung melihat bagaimana faktor-faktor latar lain seperti musik, pencahayaan, aroma dan dekorasi dapat mempengaruhi penjualan makanan.

Penelitian lain juga telah mampu menunjukkan bahwa musik dan bunyi lain mempengaruhi indera perasa ketika kita sedang makan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau