Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dhona Rifana, Penyintas dan "Guru" Talasemia

Kompas.com - 18/05/2018, 16:26 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dhona, pria berumur 36 tahun asal Condet, Jakarta diketahui mengidap talasemia mayor saat berumur empat tahun.

Orangtuanya semula tidak tahu kalau Dhona kena thalasemia. Pada hingga saat Dhona kecil terserang demam, batuk, dan pilek berkelanjutan yang tak kunjung membaik. Padahal sudah ditangani dokter spesialis anak.

“Lalu saya disuruh tes laboratorium. Hasilnya positif thalasemia,” ungkapnya ditemui Kompas.com seusai temu media yang diselenggarakan Kemenkes di Jakarta, Senin (8/5/2018).

Sebenarnya, tidak mengherankan diagnosis tersebut. Pasalnya dari pihak sang ibu, Dhona punya dua keponakan dan satu sepupu yang lebih dulu diketahui terserang thalasemia.

Pengobatan pun terus ia jalani sesuai petunjuk dokter. Kontrol harian yang mulanya dua minggu sekali sudah berkurang intensitasnya jadi sebulan sekali.

“Saya bisa habis 30 juta perbulan kalau enggak pakai BPJS. Jadi, mending segera lakukan skrining pencegahan,” tandasnya.

Lantaran tidak ingin ada penderita baru yang sakit parah karena talasemia, tiap berkenalan dengan orang baru ia selalu menjelaskan soal talasemia. Tak lupa selalu mengajak orang untuk melakukan pemeriksaan talasemia.

Edukasi sedari Dini

Sebagai bagian dari edukasi, Dhona tak malu menceritrakan soal talasemia kepada gadis yang sekarang jadi istrinya. Menurutnya, itu penting karena terkait masa depan sang anak.

Dahulu, dia sampai mengajak istri untuk skrining dua kali guna menanggulangi risiko talasemia yang kelak dihadapi sang anak.

“Istri saya sempat tidak yakin kalau bayi yang dikandungnya sehat, bebas talasemia,” ujarnya mengenang

Baca juga: Cegah Penderita Baru, Kemenkes Rumuskan Aturan Skrining Talasemia

 “Sudah saya lakukan edukasi dari mereka kecil. Apalagi mereka sebagai carrier talasemia,” ujar Dhona.

“Saya juga berpesan ke istri untuk mengingatkan anak saya kalau sebelum menikah untuk skrining dan kalau bisa memilih pendamping yang bukan thalasemia (termasuk pembawa sifat),” imbuhnya.

Dhona tahu bahwa Indonesia termasuk negara dengan banyak penderita talasemia. Ada sekitar 6-10 orang di Indonesia merupakan pembawa sifat talasemia seperti anaknya, dari 100 penduduk Indonesia.

Cara lain yang diajarkan Dhona agar sang anak mengenal risiko thalasemia yakni pelibatan langsung. Saat Dhona kontrol rutin tiap bulan ke rumah sakit, selalu ditemani sang anak.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com