Artinya, pertukaran udara antara oksigen dan karbondioksida saat bernapas menentukan banyak tidaknya hormon tersebut di tubuh.
“Studi ini memperlihatkan bahwa saat kita menarik napas dalam, aktivitas lokus koeruleus meningkat sedikit. Saat kita mengembuskannya, aktivitas di sana berkurang,” ujar Melnychuk.
"Sederhananya ini berarti bahwa perhatian kita dipengaruhi oleh napas kita dan itu naik dan turun dengan siklus respirasi (pernapasan)," sambungnya.
Dengan kata lain, mengatur napas bisa mengoptimalkan tingkat perhatian (fokus).
Untuk itu, Melnychuk menyarankan kita untuk mengatur pernapasan lewat meditasi. Dengan demikian, daya konsentrasi pun meningkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.