Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Bom oleh Keluarga, Kenapa Anak-anak Dilibatkan?

Kompas.com - 17/05/2018, 12:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Apa yang dia pikir penting tentang perkembangan ini adalah fenomena ini menunjukkan bahwa teroris mampu meradikalisasi seluruh keluarga.

"Ini membutuhkan respons keluarga dan masyarakat yang berorientasi untuk melawan ancaman," katanya.

Tak Dicurigai

Salah satu alasan mengapa penyerang memilih melibatkan anak-anak adalah bahwa orang dewasa dengan anak-anak umumnya tidak terlalu mencurigakan.

Kelompok radikal awalnya hanya merekrut laki-laki untuk misi bunuh diri, tetapi kemudian melibatkan perempuan karena perempuan cenderung tidak akan diberhentikan.

Sekarang anak-anak digunakan, karena orang tua dengan anak-anak lebih jarang diperiksa oleh petugas keamanan.

Itu menjelaskan mengapa kelompok-kelompok ekstremis tertarik untuk menarik anak-anak dalam serangan mematikan tetapi tidak menjelaskan mengapa dua orang tua bersedia melibatkan anak-anak mereka sendiri.

Damian Kingsbury, Profesor Politik Internasional di Deakin University, mengatakan adalah umum bagi para militan Islam untuk mengorbankan diri mereka, tetapi mereka biasanya tidak mengorbankan anggota keluarga mereka sendiri.

Ke Surga Bersama

Apa yang dia pikir mungkin telah terjadi dalam kasus ini adalah bahwa keluarga, atau setidaknya orang tuanya, memiliki keyakinan yang sangat kuat bahwa mereka akan pergi ke surga dan ingin membawa anak-anak mereka bersama mereka.

Baca juga: Teror Bom Surabaya, Merunut Sejarah Terbentuknya Keluarga Teroris

"Ini mungkin menunjukkan tingkat kefanatikan pada penyebab tertentu," katanya.

Profesor Gunaratna juga berpikir itu adalah ideologi yang memotivasi orang tua untuk memasukkan anak-anak mereka.

Dia yakin sang ayah telah menjadi radikal terlebih dahulu, dan ketika kepala keluarga meradikalisasi istri dan anak-anaknya dengan propaganda ekstrem.

"Kemudian semua orang berpartisipasi dalam serangan itu dengan harapan mereka semua akan masuk surga," katanya.

Tren Berbahaya

"Ini adalah tren yang sangat berbahaya."

Profesor Kingsbury juga prihatin bahwa ini mungkin bukanlah serangan terakhir dari jenis serangan seperti ini yang akan kita lihat.

Dia pikir tidak mungkin keluarga bertindak sendirian dan hampir pasti terkait dengan kelompok yang lebih besar.

"Jadi sangat mungkin bahwa akan ada serangan lebih lanjut," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau