Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Berperan pada Trauma Masyarakat Pasca Teror Bom Surabaya

Kompas.com - 15/05/2018, 19:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasca kasus teror bom di Surabaya yang terjadi pada Minggu (14/05/2018) dan Senin (15/05/2018), banyak warga masyarakat yang kemudian takut untuk melakukan beberapa aktivitas di luar rumah.

Salah satu penyebabnya adalah banyaknya pemberitaan di media massa dan sosial media.

Tri Hadi, psikolog yang tergabung dalam Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) JAYA memberikan pendapatnya terkait hal ini.

"Ini bisa digolongkan secondary trauma/vicarious trauma," ungkap Tri kepada Kompas.com melalui pesan singkat pada Senin (15/05/2018).

Vicarous trauma sendiri terjadi secara tidak langsung. Dengan kata lain, masyarakat menjadi korban tidak langsung dari teror bom di Surabaya beberapa waktu lalu.

Selain bisa menyebabkan trauma, media juga dapat berperan besar dalam pulihnya trauma yang dialami masyarakat.

Media dalam hal ini bukan hanya media massa tapi juga media sosial.

Banyak Hoaks

Ratih Ibrahim, seorang pikolog sekaligu penggiat Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mengimbau kepada siapa saja untuk tidak menyebarkan berita yang belum diverifikasi.

"Supaya kita tidak menyebarkan hoaks. Karena hoaks itu sendiri menjadi paparan trauma yang lebih besar," katanya.

Selain itu, menurutnya ketika seorang menyebarkan berita, kita harus bertanggung jawab atas berita yang disebarkan.

Baca juga: Kemenkes Akan Beri Penyembuhan Trauma bagi Korban Bom Surabaya

"Dampaknya seperti apa, kan ada orang yang justru secara sengaja menyebarkan kengerian-kengerian lantaran impact dari sensasinya itu awarding buat dia," kata Ratih.

"Jadi kalau orang takut, orang ngeri, orang kuatir menjadi materi dia untuk kasak kusuk. Belum lagi respons baliknya ke dia membuat dia lebih senang," tambahnya.

Menurut Ratih, hal ini berkaitan dengan pribadi orang yang menyebarkan berita.

Pendapat serupa juga diungkapkan Tri.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau