Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Bom Surabaya, Bagaimana Cara Terbaik Lawan Radikalisasi?

Kompas.com - 15/05/2018, 18:06 WIB
Gloria Setyvani Putri,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Jadi jangan melabeli, dan tetap membantu mengawasi proses integrasinya.

Baca juga: Menalar Peran Teroris Perempuan di Balik Bom Bunuh Diri Surabaya

3. Tidak menutup kemungkinan kelompok radikalisme ada di dunia pendidikan, bagaimana sebaiknya pendidik terlibat?

Ini memang terjadi. Sebenarnya program pemerintah tentang pendidikan karakter salah satu tujuannya untuk menentang ekstrimisme. Tapi kelihatannya di dunia pendidikan, pendidikan karakter belum berjalan secara maksimal. Ini harus segera diperbaiki.

Saya sendiri bekerja sama dengan Kemitraan Partnership for Government Reform melakukan riset tentang infiltrasi ekstremisme di dunia pendidikan.

Dari delapan standar pendidikan, lima standar terbukti telah terinfiltrasi ekstremisme, yakni isi atau kurikulum, proses pendidikan, sarana-prasarana pendidikan, tenaga kependidikan dan pengelolaan pendidikan. Sementara 3 standar, yakni pembiayaan, penilaian dan kompetensi lulusan, belum terinfiltrasi.

Infiltrasi ekstremisme di dunia pendidikan, misalnya melalui muatan kurikulum yang mengandung ideologi ekstremisme atau mendukung dan membenarkan ideologi itu.

Buku-buku yang mengandung muatan ekstremisme itu ternyata telah menyebar cukup lama di banyak tempat di semua level pendidikan. Ini mengindikasikan lemahnya pengawasan dari pihak-pihak terkait.

Infiltrasi ekstrimisme melalui proses belajar mengajar belum bisa diwujudkan secara baik karena juga ditemukan adanya guru yang terpapar ekstremisme, terutama guru agama. Infiltrasi ekstremisme juga ditemukan melalui kerohanian Islam (rohis), utamanya di sekolah-sekolah umum.

Selain pembenahan hal-hal terkait di atas, sekarang sudah ada UKP PIP/BPIP Badan Penanaman Ideologi Pancasila. Revitalisasi semangat kebangsaan di dunia pendidikan mutlak diperlukan sebagai konter terhadap infiltrasi ekstremisme. Karena BPIP masih baru, jadi mari kita tunggu kiprahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com