Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Mengampuni Pelaku Terorisme, Bagaimana Sains Menjelaskannya?

Kompas.com - 14/05/2018, 20:05 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Dia pun menegaskan bahwa keempatnya adalah elemen dan bukan langkah. Seseorang bisa menjalani elemen pertama hingga ketiga dalam urutan yang mereka inginkan, maupun mengulang-ulangnya untuk memproses kejadian yang dialaminya, sebelum mencapai elemen keempat.

Baca juga: Studi Ungkap Pola Berpikir Teroris untuk Pertama Kalinya

Berikut adalah keempat elemen yang dimaksudnya.

1. Mengekspresikan emosi

Howes menghimbau korban untuk mengekspresikan bagaimana perasaan mereka akibat pengalaman tersebut. Hal ini memang tidak akan membuat korban langsung merasa damai, tetapi akan membantu mereka untuk berfokus pada hal-hal lain dalam hidup.

“Jika mungkin untuk mengekspresikannya pada pelaku, ya bagus. Tapi kalau tidak, gunakan medium lain seperti kursi kosong, surat, atau pun berteriak-teriak dalam mobil,” katanya.

2. Pahami alasannya

Perlu Anda ketahui bahwa otak akan selalu mencari alasan mengapa suatu hal terjadi. Dalam situasi tertentu, kata Howes, menerima bahwa suatu hal terjadi karena kebetulan bisa menjadi paradigma yang mencukupi.

3. Membangun keamanan

Elemen ketiga tidak hanya membutuhkan usaha dari korban sendiri, tetapi juga dari lingkungannya. Howes berkata bahwa orang yang memaafkan butuh jaminan pada tahapan yang masuk akal bahwa kejadian serupa tidak akan terjadi kembali.

“Tidak peduli bila keamanan datang dari permintaan maaf pelaku, perlindungan yang lebih kuat terhadap serangan di masa depan, atau pun hilangnya pengaruh pelaku; keamanan harus kembali didapatkan hingga tahap yang masuk akal, meskipun kita tidak akan pernah aman 100 persen,” ujarnya.

4. Melepaskan

Setelah melalui elemen pertama hingga ketiga, akhirnya korban akan tiba pada elemen keempat, yaitu melepaskan, tidak menyimpan dendam, dan tidak berkutat lagi pada ketidakadilan yang dialami.

Howes mengakui bahwa ini merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan. Akan tetapi, dia menegaskan bahwa dalam memaafkan, kekuatan ada di tangan korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com