KOMPAS.com - Beberapa hewan punya cara jitu menghadapi musim dingin yang tak bersahabat. Mereka melakukan hibernasi.
Sepanjang musim mereka tidur, menurunkan suhu tubuh hingga mendekati titik beku (nol derajat Celsius) dan menurunkan detak jantungnya secara dramatis.
Soal bagaimana hewan-hewan melakukan hibernasi ini sudah lama menarik minat para peneliti. Kini, sebuah penelitian mencoba menguak rahasia di balik proses tersebut untuk membantu kemajuan medis.
Dengan mengetahui bagaimana sel hewan saat berhibernasi dapat beradaptasi dengan suhu dingin, dapat membantu peneliti memperpanjang umur penyimpanan organ donor manusia yang menunggu transplantasi.
Baca juga: Tupai Dihidupkan Kembali dengan Prosedur CPR
Selain itu, temuan ini juga membantu para peneliti meningkatkan terapi hipotermia induksi, di mana suhu tubuh seseorang secara sengaja diturunkan setelah serangan jantung atau cedera otak.
Terapi hipotermia dapat membantu melindungi otak pasien, sayangnya memiliki efek samping kerusakan sel yang disebabkan oleh suhu dingin.
"Dengan memahami adaptasi dingin dalam hibernasi, kita mungkin dapat meningkatkan dan memperluas aplikasi hipotermia dengan induksi di masa depan dan mungkin memperpanjang kelangsungan hidup organ sebelum transplantasi," jelas Wei Li, peneliti senior di National Eye Institute Retinal Neurophysiology Section dalam sebuah pernyataan, dilansir Live Science Jumat (4/5/2018).
Sebagai informasi, saat ini organ donor seperti ginjal hanya dapat disimpan tidak lebih dari 30 jam sebelum jaringan memburuk.
Untuk mempelajari proses lebih lanjut mengenai hibernasi, peneliti melakukan studi pada tupai tanah (Ictidomys tridecemlineatus), hewan pengerat yang hidup di Amerika Utara bagian tengah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.