Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisa Pembantaian Badak di Filipina Tunjukkan Asal Usul "The Hobbits"

Kompas.com - 08/05/2018, 18:07 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah tim arkeolog internasional menemukan bukti bahwa manusia telah hidup di Filipna lebih dari 700.000 tahun lalu. Ini mematahkan perkiraan awal manusia pertama di wilayah itu.

Peralatan batu kuno dan sisa pembantaian badak yang ditemukan di pulau Luzon, Filipina memicu perdebatan tentang manusia pertama di Asia Tenggara.

Manusia purba ini kemungkinan terkait erat dengan Homo erectus. Itu karena manusia modern tiba tiba mendadak di wilayah tersebut.

Penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan di French National Museum of Natural History itu membuat kita berpikir ulang tentang manusia purba kerdil yang sering disebut "the hobits".

Baca juga: Hobbit Manusia Flores Bukan Kerabat Manusia Jawa, Lantas Apa?

"Hipotesis kami adalah bahwa nenek moyang 'hobbit' berasal dari utara, daripada menjelajah ke timur melalui Jawa dan Bali," ungkap Dr Gerrit van den Bergh, seorang paleontolog dari University of Wollongong, Australia dikutip dari The Independent, Kamis (03/05/2018).

Homo floreseiensis adalah nama ilmiah untuk nenek moyang manusia kecil ini.

Nama tersebut diberikan karena fosilnya pertama kali ditemukan di pulau Flores, sekitar 1.931 kilometer dari pulau Luzon.

Hingga saat ini, asumsi yang berkembang leluhur manusia purba tiak bisa mencapai Filipina karena kekurangan perahu.

Namun, pemikiran ini berubah pada 2003 ketika fosil hobbit pertama ditemukan.

Pada eksplorasi lanjutan, bukti menguatkan bahwa leluhur hobbit hadir di Flores di waktu yang sama dengan manusia kecil itu di Luzon.

Ini menunjukkan bahwa leluhur hobbit di Flores datang dari utara. Karena itu, mungkin ada hubungan antara penghuni Luzon dengan yang akhirnya berkembang jauh ke selatan.

Lalu, yang pertanyaan adalah bagaimana manusia kecil ini bisa mendarat di Flores yang cukup jauh?

Dr van den Bergh berpikir tidak mungkin mereka membangun perahu. Sebaliknya, dia memperkirakan manusia kecil ini menggunakan moda transportasi yang lebih ekstrem.

"Mereka mungkin telah terjebak dalam tsunami dan terbawa ke laut - jenis kejadian yang cukup aneh dan acak itu mungkin bertanggung jawab atas perpindahan manusia dan hewan ini," katanya.

Baca juga: Inilah Fosil-fosil Manusia Mata Menge, Saudara The Hobbit dari Flores

"Wilayah ini aktif secara tektonik sehingga tsunami biasa terjadi dan ada yang besar setiap 100 tahun atau lebih," sambungnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com