KOMPAS.com - Rekaman Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang memperlihatkan gerakan organ dalam mulut dan dada saat manusia bernapas dan berbicara menjadi finalis dalam kategori penelitian European Inventor Award 2018.
Ide ini dikembangkan oleh peneliti dari Institut Max Planck untuk Biophysical Chemistry (MPIBC) Jens Frahm pada 2010. Dengan menggunakan flash MRI (fMRI) yang dikembangkan sendiri, Frahm dan timnya merekam gerakan jantung dan paru-paru saat seseorang bernapas secara alami.
Bedanya dengan MRI, fMRI diciptakan agar dapat meningkatkan kecepatan rekam MRI terhadap struktur dan organ di dalam tubuh.
Baca juga : Sulit Tidur? Coba Teknik Pernapasan 4-7-8
"Ide kami tahun 1980-an adalah menggunakan sebagian sinyal MRI untuk melakukan pengukuran," kata Frahm dalam sebuah pernyataan dikutip IFL Science, Senin (30/4/2018).
"Trik fisik ini memungkinkan kami menghilangkan jeda dan secara dramatis dapat mempersingkat waktu pengukurannya, setidaknya hingga seratus kali," katanya.
Pengembangan MRI
Seperti diketahui, Magnetic Resonance Imaging (MRI) ditemukan pada tahun 1973 untuk merekam strukur organ dalam tubuh manusia dengan menggunakan medan magnetik.
Sayangnya, MRI membutuhkan waktu beberapa menit untuk menampilkan rekaman gambar tersebut. Setelah fMRI tercipta, saat ini para peneliti mengembangkan FLASH2.
FLASH2 menggunakan algoritma baru untuk merekonstruksi gambar dari beberapa pengukuran yang dilakukan oleh mesin MRI. Hasilnya, proses pemindaian MRI lebih cepat, sekitar 100 gambar per detik.
Sistem baru ini sangat mudah diterapkan dan memungkinkan ahli medis melihat mekanisme organ secara langsung. Sistem ini dapat digunakan saat melakukan operasi kecil yang saat ini masih mengandalkan bantuan mesin X-ray.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.