Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Kapan Manusia Mulai Berjalan Tegak dengan Dua Kaki?

Kompas.com - 27/04/2018, 19:07 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di antara semua makhluk hidup di bumi, manusia yang paling menyerupai kera. Ini mungkin karena manusia dan kera sama-sama primata.

Meski begitu, ada perbedaan mencolok antara manusia dan kera. Itu adalah cara berjalan keduanya.

Manusia hanya mengandalkan dua kaki tanpa bertumpu pada tangan. Sedangkan kera atau sejenisnya memerlukan bantuan tangan untuk berjalan.

Primata lain memang ada yang bisa berjalan dengan dua kaki. Sebut saja salah satu primata sepupu manusia, simpanse.

Baca juga: Gorila Ini Bisa Berjalan Tegak Seperti Manusia, Apa Sebab?

Meski berjalan dengan dua kaki, mereka harus melakukannya dengan lutut ditekuk dan pinggul bengkok. Dengan kata lain, mereka tak bisa berjalan dengan dua kaki pada tubuh tegak, langkah panjang, dan tangan bergerak bebas.

Tahukah Anda, kemampuan tersebut mendahului evolusi otak besar manusia dan menurut ahli? Kemampuan berjalan dengan tangan yang bebas agar bisa memegang peralatan dan senjata adalah evolusi penting bagi peradaban manusia.

"Berjalan merupakan evolusi penting dan ini menyiapkan segala hal yang akan datang di kemudian hari," kata Carol Ward, profesor anatomi dii Universitas Missouri dikutip dari Science Alert, Rabu (25/4/2018). 

Namun, sejak kapan manusia mulai berjalan dengan dua kaki dan tubuh tegak?

Ternyata pertanyaan tersebut dapat terjawab hanya dari jejak kaki. Tentunya  bukan sembarang jejak, melainkan jejak kaki di dua situs Laetoli Tanzania.

Para ahli mengamati gambar jejak kaki di dua situs tersebut merupakan milik nenek moyang menusia yang hidup sekitar 3,6 juta tahun lalu. Mereka adalah anggota keluarga genus Australopithecus atau sering juga disebut "Lucy".

Leluhur manusia ini diperkirakan berusia 3,2 juta tahun. Fosil "Lucy" ditemukan di Ethiopia pada 1974.

David Raichlen, seorang antropolog evolusi di Universitas Arizona, kemudian mengamati jejak kaki tersebut. Dia juga membandingkan jejak kaki di situs Laetoli dengan jejak kaki manusia dari seorang relawan penelitian dalam pengaturan laboratorium.

Selain itu, Raichlen membandingkan jejak kaki manusia yang menggunakan dua kaki untuk berjalan tegak dengan jejak kaki yang berjalan dengan menekuk lutut dan pinggul dan sering atau Bent Knee Bent Hips (BKBH).

Baca juga: Gangguan Langka, Mereka Berjalan Memakai Tangan dan Kaki

Hasilnya, jejak kaki di Laetoli lebih mirip dengan jejak kaki manusia modern.

"Jalannya tegak dengan kedua kaki, mirip manusia modern yang hidup pada 4 hingga 5 juta tahun lalu," kata Richlen kepada Washington Post sebelum acara simposium tentang evolusi gerak manusia di konferensi Experimental Biology 2018, San Diego.

Sementara itu, Ward menggambarkan manusia purba saat itu cara berjalannya sangat mirip dengan kita.

"Jika Anda punya mesin waktu dan melihat 'Lucy' dari kejauhan, maka cara mereka berjalan sangat mirip manusia modern," kata Ward.

Cara berjalan manusia ini adalah proses evolusi yang akhirnya membedakan manusia dengan primata.

Kemampuan tersebut ada setelah melalui seleksi alam ketika nenek moyang kita beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan, misalnya hutan-hutan mengering akibat perubahan iklim.

Sedangkan sepupu primata manusia lainnya, mereka umumnya memilih hidup di pohon dan mencari buah yang matang. Anatomi tubuh mereka pun menyesuaikan untuk pintar memanjat dan berayun dari dahan ke dahan.

Sebagian kecil dari primata, memilih jalan berbeda dengan tinggal lebih sering di daratan. Setelah proses evolusi, mereka mulai meninggalkan pepohonan.

Kemampuan jempol kaki untuk mencengkeram mulai pudar. Posisi jempol mulai sejajar dengan jari kaki lainnya.

Bentuk kaki kita saat ini yang agak melengkung agar dapat membantu mendorong kaki belakang adalah hasil proses evolusi.

Baca Juga: Fosil Otak Monster Laut Ini Ungkap Evolusi Makin Kompleks

Sedangkan fitur anatomis lainnya berfungsi menjaga berat badan kita agar seimbang dan berpusat di atas kaki dan kepala kita tetap stabil saat berjalan.

Ian Wallace, seorang ahli biologi evolusi di Universitas Harvard mengatakan, berjalan tegak adalah karakteristik garis keturunan manusia dan konsekuensinya sulit untuk dilebih-lebihkan.

Sebuah penjelasan singkat tentang cara berjalan manusia sangat jelas dituliskan oleh Rebecca Solnit, dalam bukunya Wanderlust: A History of Walking, yang terbit dua dekade lalu.

"Otot tegang. Satu kaki pilar, memegangi tubuh tegak di antara bumi dan langit. Yang lain pendulum, berayun dari belakang. Tumit menyentuh ke bawah. Seluruh berat tubuh berguling ke depan ke arah bola kaki. Kaki besar mendorong keluar, dan berat badan yang seimbang dengan lembut bergeser lagi. Kaki membalik posisi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com