KOMPAS.com - Tata surya menyimpan banyak misteri yang menarik untuk dipecahkan. Tak terkecuali dengan Mars.
Planet merah ini diketahui memiliki permukaan yang tidak rata. Seperti bumi, Mars juga memiliki cekungan besar menyerupai danau kering.
Hal ini diketahui dari sederet foto yang dihasilkan oleh robot penjelajah Mars, Curiosity. Sejak pendaratannya di Mars pada 5 Agustus 2012, Curiosity sudah melakukan penjelajahan dan pengamatan luar biasa.
Salah satunya adalah foto danau purba di Mars. Setelah diidentifikasi, ilmuwan berkata bahwa danau purba tersebut sudah kering sejak 3,5 miliar tahun lalu.
Baca juga : Teori Baru, Tabrakan Benda Raksasa Lahirkan 2 Bulan Mars
Hal ini seperti dilaporkan dalam jurnal Geology, Kamis (19/4/2018). Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa danau purba di Mars adalah hasil pengeringan lumpur yang terbentuk saat endapan basah terpapar udara.
Kesimpulan ini didasarkan pada analisis dari satu area batuan yang dikenal sebagai Old Soaker.
Peneliti tak hanya menganalisis fenomena ini lewat data Curiosity. Mereka juga melibatkan berbagai alat canggih, temasuk Mars Hand Lens Imager, ChemCam Laser Induced Breakdown Spectrometer (LIBS) dan Alpha-Particle X-Ray Spectrometer (APXS) untuk mempelajari tampilan fisik dan kandungan kimianya.
Hasil analisis mengungkap bahwa cekungan terbentuk karena paparan udara, bukan aliran air. Selain itu, bentuk cekungan menunjukkan peristiwa pengeringan planet Mars.
Posisi retakan yang terlihat lebih dekat ke pusat danau daripada tepiannya juga menunjukkan bahwa tingkatan danau sering berubah, naik turun secara dramatis dari waktu ke waktu.
"Retakan lumpur juga sangat menarik, sebab dapat menambah konteks pemahaman kita tentang sistem lakustrin kuno ini," ujar penulis studi Nathaniel Stein, ahli geologi dari Institut Teknologi California, Pasadena dalam sebuah pernyataan dilansir Newsweek, Jumat (20/4/2018).
Baca juga : NASA: Orang Pertama yang Menginjakkan Kaki di Mars Harus Wanita
Terkait danau kering Mars, ilmuwan telah mengetahui keberadaan air tua di Mars sejak lama. Penelitian NASA pada 2015 yang mengukur jejak air di atmosfer Mars menunjukkan bahwa lautan purba mungkin memiliki lebih banyak air dibanding Samudera Arktik.
Namun, karena planet merah memiliki lebih sedikit gravitasi dan atmosfer daripada Bumi, air ini menguap ke angkasa sejak beberapa miliar tahun.
Ilmuwan percaya, air tetap ada di Mars dalam bentuk es. Hal ini merujuk pada penelitian 2015 yang menemukan lempengan es tepat di bawah permukaan Mars. Mereka memperkirakan ukurannya sangat luas, setara dengan California dan Texas dijadikan satu.
Banyak juga peneliti yang percaya bahwa air masih mengalir di Mars hingga kini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.