Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekosistemnya Rusak, Taman Nasional Komodo Jadi Perhatian UNESCO

Kompas.com - 21/04/2018, 10:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sebuah situs juga pernah dicabut dari daftar terancam oleh Unesco, misalnya lembah Dresden Elbe di Jerman di tahun 2009, karena pemerintah setempat sudah menyetujui membangun jembatan empat lajur yang melalui lanskap yang unik.

Pada bulan Juli tahun lalu, situs terumbu Tubbataha di Filipina juga sudah ditetapkan sebagai “wilayah laut yang sangat sensitif” oleh UNESCO. Kapal-kapal besar dilarang untuk melintas di area tersebut, untuk mengurangi kebisingan, polusi dan landasan kapal di masa depan.

Terkait Taman Nasional Komodo, Statham mendesak agar segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan Pulau Komodo.

Dirinya berkata, sepatutnya kita bersyukur karena lokasi Pulau Komodo berada di titik pertemuan antara dua samudera, dan membuatnya tidak terancam oleh pemanasan air laut dan pemutihan terumbu karang yang sudah menghancurkan wilayah lain.

"Kita harusnya bisa berperan untuk menjaganya, tetapi ternyata kita tidak. Kerusakan ini bukan disebabkan alam, tetapi kita semua," kata Statham.

Selain itu, jumlah wisatawan yang melonjak tanpa disertai jumlah pengawasan ketat juga dianggap menjadi salah satu faktor penyebab polusi sampah di pulau tersebut.

Seperti dikutip dari The Guardian, harga tiket ke Taman Nasional Komodo lebih mahal dari Galapagos. Pengunjung harus merogoh kocek sebesar Rp 175.000. Harga ini naik 500 persen dari 2015. Sayangnya, jumlah petugas yang berpatroli di taman tidak ditambah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau