Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan: Triliunan Virus Jatuh dari Langit Setiap Hari

Kompas.com - 16/04/2018, 19:07 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah Anda penasaran darimana virus berasal? Para peneliti di Spanyol kini mengetahui di mana virus-virus tersebut berasal.

Sebenarnya, para ilmuwan telah lama menduga adanya aliran virus yang mengelilingi bumi. Tepatnya, aliran virus ini berada di atas sistem cuaca bumi tapi di bawah alur perjalanan maskapai pesawat.

Sayangnya, hanya sedikit orang yang mempelajari bidang ini. Inilah mengapa hanya jumlah virus yang diketahui oleh tim Spanyo mengejutkan banyak pihak.

Temuan para peneliti Spanyol, setiap hari, setidaknya 800 juta virus mengalir ke setiap meter persegi planet ini. Sebagian besar virus menyebar ke udara melalui semprotan air laut, sedangkan sebagian kecil sampai pada manusia dalam badai debu.

Baca juga: Lampu UV Ini Bisa Cegah Penyebaran Virus Flu di Ruang Publik

"Tanpa terhalang oleh gesekan dengan permukaan Bumi, Anda bisa melakukan perjalanan jarak jauh dan antar-benua dengan mudah," ujar Curtis Suttle, ahli virus di University of British Columbia, Kanada dikutip dari New York Times, Jumat (13/04/2018).

"(Untuk virus), bukan hal luar biasa menemukannya tersapu dari Afrika hingga ke Amerika Utara," lanjutnya.

Penelitian Dr Suttle dan koleganya ini merupakan yang pertama dalam menghitung jumlah virus yang jatuh ke Bumi. Hanya saja, penelitian yang dipublikasikan dalam International Society of Microrobial Ecology Journal ini tidak dirancang untuk menghitung virus tertentu tapi jumlah keseluruhan yang disebut "virosphere".

Umumnya, diasumsikan bahwa virus yang berasal dari bumi terbang ke atas. Tapi beberapa peneliti berteori bahwa virus mungkin sebenarnya berasal dari atmosfer.

Virus dan Oksigen

Virus dan mangsanya punya peran besar dalam ekosistem dunia. Banyak penelitian yang ditujukkan untuk memfaktorkan proses virus ke dalam pemahaman kita tentang bagaimana bumi bekerja.

"Jika Anda bisa menimbang semua materi yang hidup di lautan, 95 persennya adalah hal yang tidak bisa Anda lihat, dan mereka bertanggung jawab untuk menyediakan setengah jumlah oksigen di planet ini," kata Suttle.

Dalam percobaan di laboratorium, Suttle mencoba memfilter virus dari air laut dan memisahkan mangsanya yaitu bakteri.

Baca juga: Virus Flu Tingkatkan Risiko Serangan Jantung, Vaksin Bisa Jadi Solusi

Ketika hal ini dilakukan, plankton di air mulai berhentitumbuh. Alasannya adalah virus menginfeksi salah satu spesies mikroba, mereka membebaskan nutrisi di dalamnya seperti nitrogen.

Ini kemudian memberi makan spesies bakteri lain.

Cara ini sama dengan seekor rusa yang dibunuh oleh serigala. Sisa tubuh rusa menjadi makanan bagi gagak dan spesies lainnnya.

Dalam kasus virus dan mikroba, plankton tumbuh dari nutrisi yang dibebaskan. Ketika plankton tumbuh, mereka mengambil karbon dioksida dan menciptakan oksigen yang penting bagi kehidupan di bumi.

Penelitian ini juga memperkitakan bahwa virus di lautan menyebabkan triliunan infeksi setiap detiknya. Hal ini menghancurkan sekitar 20 persen dari semua sel bakteri di laut tiap harinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau