Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Satu atau 20 Batang Rokok Per Hari Sama-sama Mematikan

Kompas.com - 27/01/2018, 18:04 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com - Saat rokok sudah jadi candu akan sangat sulit untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Padahal, jamak penelitian sudah mengungkap efek buruk rokok.

Terbaru, sebuah penelitian mengungkap bahwa rokok dapat memicu risiko penyakit kardiovaskuler, yakni jantung koroner dan stroke. Risiko penyakit ini tidak memedulikan perokok yang menghisap sedikit atau banyak rokok setiap harinya.

Penelitian yang diterbitkan British Medical JournalRabu (24/1/2018), menegaskan bahwa perokok yang menghisap satu batang rokok setiap hari memiliki risiko terserang penyakit kardiovaskuler yang setara dengan perokok yang menghisap setengah bungkus rokok per hari.

Para peneliti menegaskan bahwa perokok yang menghabiskan satu sampai lima batang rokok per hari memiliki risiko penyakit kardiovaskuler yang lebih tinggi dari yang diperkirakan

Baca Juga: Filter: Hoax Perusahaan Rokok yang Membahayakan Perokok dan Lingkungan

Untuk menguji dugaan ini, tim yang dipimpin oleh Profesor Allan Hackshaw dari UCL Cancer Institute di University College London menganalisis hasil 141 studi tentang bahaya rokok. Hackshaw dan timnya ingin membandingkan risiko penyakit saat seseorang merokok satu, lima, atau 20 batang per hari.

Dalam abstrak kesimpulan di jurnal, mereka mengungkapkan bahwa merokok hanya satu batang per hari pun dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner dan stroke yang jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya, yakni sekitar setengah dari orang yang merokok 20 batang per hari.

"Kami telah menunjukkan bahwa sebagian besar risiko penyakit jantung koroner dan stroke terjadi pada mereka yang menghisap rokok beberapa batang saja dalam sehari," kata peneliti, dikutip dari Eurekalert, Kamis (25/1/2018).

Analisis mereka juga menunjukkan bahwa kebiasaan merokok 20 batang setiap hari akan memicu tujuh serangan jantung atau stroke. Namun, kalaupun mereka secara drastis mengurangi satu batang setiap hari, itu masih akan memicu risiko mengalami tiga serangan jantung.

Fakta ini jauh berbeda dari asumsi awal yang memerkirakan bahwa satu batang rokok dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler hanya 5 persen, di mana perokok yang menghabiskan 20 batang rokok tiap hari adalah variabel kontrolnya.

Baca Juga: Tidak Ada Rokok yang Lebih Sehat, Semua Berbahaya!

Nyatanya, analisis mereka menemukan bahwa pria yang mengisap satu batang rokok setiap hari memiliki risiko 48 persen lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner dan 25 persen lebih mungkin terkena stroke dibanding mereka yang tidak pernah merokok.

Dikutip dari BBC, Kamis (25/1/2018), risiko penyakit yang dialami perokok wanita lebih tinggi. Mereka cenderung mengalami risiko penyakit jantung sampai 57 persen dan risiko stroke 31 persen. Parahnya bagi wanita, risiko penyakit jantung yang dimiliki bisa bertambah dua kali lipat bila beberapa faktor lain turut disertakan dalam analisis penelitian.

Allan dan timnya pun menegaskan bahwa angka kematian akibat penyakit jantung yang disebabkan kebiasaan merokok mencapai 48 persen.

Dari sini, peneliti ingin memaparkan fakta bahwa merokok membawa dampak negatif yang sangat besar bagi kesehatan, baik bagi perokok profesional yang sanggup menghabiskan belasan hingga puluhan batang rokok maupun perokok yang hanya menghisap satu batang tiap hari.

"Tidak ada perokok yang aman dari penyakit kardiovaskular. Perokok harus berhenti total, bukan hanya sekadar mengurangi. Apabila perlu, gunakan alat bantu agar berhenti merokok dan terhindar dari penyakit jantung dan stroke," kata penulis.

"Ini mungkin mengejutkan banyak orang, tapi ada juga mekanisme biologis yang membantu menjelaskan mengapa merokok beberapa batang bisa memiliki risiko tinggi," tambah peneliti.

Peneliti mengakui adanya keterbatasan dalam penelitian mereka. Meski begitu, mereka mengklaim bahwa penelitian mereka adalah yang pertama kali menggabungkan banyak penelitian tentang penyakit jantung kardiovaskuler dengan rokok. 

Lewat penelitian ini, mereka berharap bisa membantu mengampanyekan berhenti merokok, khususnya bagi para wanita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com