Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Mengemas Makanan Pakai Kresek, Bisa Beracun bagi Tubuh

Kompas.com - 27/03/2018, 07:10 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apakah Anda sering kali membungkus makanan hanya dengan kantong plastik atau kresek saja? Jika iya, sebaiknya Anda segera tinggalkan cara tersebut kerena berisiko tinggi bagi kesehatan tubuh.

Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, DR Emil Budianto, berkata bahwa sifat plastik menurun ketika didaur ulang menjadi kresek. 

“Apalagi jika didaur ulang dengan panas yang tidak sesuai, senyawanya berubah jadi senyawa aromatik. Ini bisa beracun bagi manusia,” ujar Emil saat ditemui dalam acara Seminar Technoplast Ajak Publik Pahami Cara Penggunaan Wadah Plastik di Jakarta, Senin (26/3/2018).

Bahan monomer seperti silikon, polietelin, dan dioksin yang menyusun plastik memang tidak membahayakan selama masih dalam kondisi aslinya, keadaan stabil dan batas yang normal.

Baca juga : Penemuan yang Mengubah Dunia: Plastik, Si Serba Guna Tapi Berbahaya

Namun jika plastik didaur ulang dengan suhu panas, bahan-bahan tersebut akan berubah bentuk dan rusak. Senyawa pembentuk plastik juga menjadi tidak lagi utuh apabila telah didaur ulang berkali-kali.

Dengan demikian, senyawa seperti dioksin yang bersifat karsinogen dikhawatirkan akan diserap makanan dan memicu penyakit kanker, ginjal, dan hati.

Kiri-kanan: Bapak Hartadi Alamsyah, Vice Chief Production Officer Technoplast; dr. Lula Kamal, Public Figure, Pemerhati Kesehatan dan Ibu Rumah Tangga; DR. Emil Budianto, Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan, Universitas IndonesiaTechnoplast Kiri-kanan: Bapak Hartadi Alamsyah, Vice Chief Production Officer Technoplast; dr. Lula Kamal, Public Figure, Pemerhati Kesehatan dan Ibu Rumah Tangga; DR. Emil Budianto, Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia

Lalu, meskipun kantong plastik hitam sering disebut lebih berbahaya daripada kantong plastik berwarna lainnya karena merupakan hasil daur ulang; keduanya sama-sama tidak disarankan oleh Emil untuk dipakai mengemas makanan secara langsung.

Selain dapat menyebabkan kanker, belum ada jaminan keamanan bagi plastik tersebut untuk digunakan mengemas makanan.

Jaminan keamanan yang dimaksud yakni sumber plastik daur ulang tersebut, apakah berasal dari bekas kemasan pestisida, limbah logam berat, atau sudah terkontaminasi racun lainnya.

Baca juga : Viral Video Bule Berenang dengan Plastik di Lautan Bali, Ini Kata Ahli

“Setiap plastik kalau didaur ulang kan diberi zat aditif. Ini juga yang kita tidak tahu, makanya bahaya,” imbuh Emil.

Emil lantas menyarankan masyarakat untuk segera memindahkan makanan yang dibungkus dengan kantong plastik ke piring.

Kemudian, apabila memungkinkan, masyarakat diminta membawa wadah sendiri seperti tempat makan yang memang telah mencantumkan label food grade.

Ini semua dilakukan supaya risiko berpindahnya zat berbahaya plastik ke makanan bisa dicegah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau