JAKARTA, KOMPAS.com - Kekuarangan tidur bisa berdampak pada kesehatan mental. Karenanya, psikolog klinis Aurora Lumbantoruan menyarankan untuk tidak mengabaikan tidur.
Salah satu dampak kurang tidur pada kesehatan mental yang paling mudah diamati adalah mudah tersinggung. Orang yang kurang tidur akan mudah tersulut emosi, stres, dan lebih reaktif.
"Semuanya ditanggapi secara berlebihan dibandingkan yang cukup tidur,” ujar Aurora ditemui dalam acara World Sleep Day 2018 yang digelar Amlife, di Jakarta, pada Senin (12/3/2018) lalu.
Aurora mengatakan, pekerja dengan shift tidak teratur, pekerja yang membawa garapan kantor untuk dirampungkan di rumah, dan pekerja yang bekerja hingga larut tetapi tidur pada siang hari adalah golongan yang rentan insomnia.
Baca juga : Insomnia? Jangan Menambah Masalah dengan Tenggak Obat Tidur
Aurora mengingatkan, imbas lain dari kurang tidur adalah penyerapan informasi yang lambat, produktifitas berkurang, dan tingkat kewaspadaan menurun. Bagi pekerja, ini bisa memicu kecelakaan kerja.
Oleh karena insomnia berisiko tinggi, Aurora meminta pekerja memperbaiki pola tidur mereka. Ia menyarankan tidur cukup delapan jam sehari, menghindari konsumsi kafein menjelang waktu tidur, menjauhi kebiasaan meminum alkohol, dan menghentikan aktivitas makan tiga jam sebelum waktu tidur.
“Lakukan kebiasaan tidur pada waktu yang sama tiap hari. Jangan bekerja di tempat tidur karena supaya tidak terpikir hal lain menjelang tidur. Lalu rajin berolahraga supaya mudah terlelap di malam hari. Jangan lupa kalau malam, diatur gelap agar mudah merem,” tandasnya.
Baca juga : Hati-hati, Insomnia Mengundang Berbagai Penyakit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.