Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/11/2016, 17:05 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Insomnia adalah kesulitan untuk memulai tidur maupun mempertahankan tidur, misalnya sering terbangun di malam hari. Ada insomnia yang terjadi hanya beberapa hari, tetapi ada juga yang terjadi jangka panjang atau kronis.

Gangguan tidur ini tak bisa dianggap sepele. Dokter dari Klinik Gangguan Tidur di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, dr. Astuti Sp.S (K) mengatakan, jika insomnia dibiarkan berlangsung terus-menerus, bisa mengundang berbagai penyakit.

Astuti menjelaskan, tidur adalah proses biologis aktif, di mana hormon-hormon tertentu diproduksi saat tidur. Ada hormon melatonin atau hormon tidur yang banyak disekresi oleh tubuh pada malam hari saat tidur.

Lalu ada hormon pertumbuhan yang bermanfaat untuk tumbuh kembang dan hormon untuk memerbaiki sel-sel tubuh yang rusak setelah digunakan seharian. Saat tidur, tubuh, termasuk otak beristirahat dulu.

"Jadi kalau enggak dapat tidur, pasti akan menimbulkan kekacauan, sehingga daya tahan tubuh turun. Akibatnya mudah terkena penyakit karena proses bilogis yang tidak sempurna," terang Astuti.

Dengan demikian, insomnia yang membuat seseorang kurang tidur bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti obesitas, diabetes, jantung, hingga gangguan mental.

Astuti memaparkan, saat kurang tidur, hormon grelin dan leptin juga menjadi tidak seimbang. Produksi leptin atau hormon yang menekan napsu makan akan lebih sedikit diproduksi dibanding grelin atau hormon napsu makan.

"Kalau grelinnya meningkat, nafsu makan akan meningkat, bisa obesitas, gangguan metabolik, gangguan lipid, lalu insulin yang diproduksi sel pankreas enggak berkualitas sehingga tidak bisa mengolah gula yang kita makan masuk ke sel, risiko diabetes jadi lebih tinggi," papar Astuti.

Kurang tidur, lanjut Astuti, bisa menimbulkan reaksi inflamasi dan degenerasi sel lebih cepat sehingga memicu munculnya berbagai penyakit yang menyerang organ-organ di tubuh, seperti jantung hingga ginjal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau