Hasilnya, 8 bahan kimia tersebut diklasifikasikan sebagai bahan kimia pengganggu endokrin (EDC). Mereka menampilkan berbagai tingkat sifat esterogen dan penghambat testosteron.
Penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan Endocrine Society di Chicago Senin (12/03/2018) lalu ini juga menemukan bahwa 8 bahan kimia tersebut tidak hanya terdapat pada minyak lavender dan tea tree. Mereka juga ditemukan pada 65 minyak esensial lainnya yang ada di pasaran.
Ini memunculkan pertanyaan baru, mengapa tidak ada yang melaporkan kasus serupa jika bahan kimia tersebut ada dalam banyak minyak esensial?
Ieuan Hughes, seorang dokter anak di University of Cambridge yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa masih banyak misteri tentang kaitan hal ini.
"Tidak semua orang mengungkapkan diri mereka memiliki efek buruk terhadap minyak tersebut, jadi ada kemungkinan individu tertentu memang lebih sensitif terhadap efek bahan kimia atau mungking menggunakan produk secara berlebihan," ungkap Hughes dilansir dari BBC, Minggu (18/03/2018).
Baca juga: Minyak Esensial, Pilih yang Alami atau Sintetik?
"Ada hubungan kompleks antara esterogen, testosteron, dan hormon lain dalam tubuh yang tidak bisa ditiru dalam percobaan ini," imbuhnya.
"Jelas, efek jangka panjang dari paparan semacam itu tidak diketahui," tegas Hughes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.