KOMPAS.com – Dokter Franky Mainza Zulkarnain, SpB selaku dokter spesialis bedah umum di Rumah Sakit Pondok Indah berkata bahwa hemoroid wasir adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita orang Asia karena suka makan makanan yang pedas.
Namun, seringkali rasa malu dan sakit apabila dioperasi membuat masyarakat Indonesia enggan datang ke dokter untuk menangani wasir.
Padahal, menurut Franky dalam acara diskusi media bertajuk “Penanganan Hemoroid karena Berbagai Akibat” yang diadakan di Jakarta, Kamis (15/3/2018), bila wasir tidak ditangani bisa menyebabkan pendarahan terus-menerus yang berujung anemia.
Selain itu bila suplai darah ke hemoroid interna terputus karena terjepit, akan timbul rasa nyeri skemik yang hebat dan dapat terjadi kematian jaringan atau gangren.
Baca juga : Pria Inggris Menolak Buang Air Besar Selama 40 Hari, Apa Jadinya?
Untungnya, kini penanganan wasir bisa menggunakan bedah laser yang minim rasa sakit.
Franky menjelaskan bahwa penanganan wasir sebenarnya ada bermacam-macam, mulai dari yang konvensional di mana wasir dipotong dan dijahit, stapler di mana wasir dipotong dan dijepret, hal-rar di mana pembuluh darah pada wasir diikat atau diligasi, dan laser hemorrhoidoplasty yang mengempiskan wasir menggunakan laser diode.
Pada prosedur terakhir ini, pasien akan ditangani dalam keadaan dibius total. Dokter kemudian akan melakukan bius lokal di sekitar anus sebelum memasukkan laser fiber ke dalam hemoroid atau wasir untuk mengempiskannya hingga 40-60 persen. Secara total, prosedur ini bisa selesai dalam waktu setengah jam.
Baca juga : Apa yang Terjadi pada Tubuh saat Kita Menahan Buang Air Kecil?
Setelah itu, pasien akan mengalami pendarahan dan anusnya mengeluarkan cairan selama dua sampai tiga minggu. Akan tetapi, pasien tidak perlu khawatir karena ini adalah sesuatu yang normal dan merupakan bagian dari proses penyembuhan.
Dalam waktu empat sampai delapan minggu, pengecilan sempurna pada wasir akan terjadi secara spontan.
Bila dibanding dengan prosedur lain, Franky berkata bahwa bedah laser tidak menyentuh daerah anoderm dan merekonstruksi anatomi secara natural. Selain itu, rasa sakitnya minimal sehingga pasien hanya perlu dirawat selama sehari dan bisa beraktivitas seperti sediakala.
“Dari satu sampai sepuluh, (sakitnya) kebanyakan di bawah tiga,” kata Franky.
Lebih lanjut dia mengatakan, kalau dibanding potong (prosedur konvensional), lebih tidak sakit. Ya tetap sakit, tetapi bisa dibantu obat. Satu hari juga selesai, menginap biasanya cuma untuk observasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.