Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Inggris Menolak Buang Air Besar Selama 40 Hari, Apa Jadinya?

Kompas.com - 03/03/2018, 20:05 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com -- Salah satu cerita teraneh di media internasional belakangan ini adalah tentang seorang pria di Inggris yang kukuh tidak buang air besar selama lebih 40 hari. Dia diduga menyelundupkan narkoba di dalam saluran pencernaannya.

Walaupun terdengar lucu, sebetulnya perilaku ini sangat berbahaya dan bisa berdampak serius bagi kesehatan.

Ian Lustbander, ahli gastroenterologi dari Universitas New York menekankan bahwa kerja usus besar memang mengeluarkan feses dari dalam tubuh.

Jika kotoran tidak dikeluarkan melalui anus, kotoran justru akan tertahan di usus besar dan kian hari, kian mengeras dan menumpuk. Usus besar kemudian akan mengalami pembengkakan tidak normal yang dinamakan megakolon.

Baca juga : Mengenal Penyakit Hirschsprung yang Bikin Pria 22 Tahun Tampak Hamil

“Langka sekali orang menahan berak terlalu lama. Orang yang konstipasi justru ingin buang air besar tapi tidak bisa. Kalau orang makan terus tapi tidak berhasil mengeluarkan feses, usus besar akan jadi buntu. Ini bahaya,” ujar Lustbader seperti yang dilansir dari Live Science pada Sabtu (3/3/2018).

Lustbader menyebutkan bahwa usus besar yang semakin membengkak bisa pecah. Selain pecah, dampaknya adalah usus membesar hingga ke tulang rusuk.

Dalam buku Management of Functional Gastrointestinal Disorders in Children: Biopsychosocial Concepts for Clinical Practice, terungkap adanya kasus seorang bocah yang tidak buang air besar selama satu tahun. Ia rupanya mengidap sindrom retensi feses yang kerap terjadi pada anak-anak dengan pengalaman buruk saat buang air besar.

Dikatakan Lustbader, pasien sindrom retensi feses selalu bereaksi keras ketika tubuh memberikan sinyal untuk buang air besar. Dia akan mengencangkan otot panggul dan bokong sehingga tinja tidak keluar menyeluruh dari ususnya, yang terdorong keluar hanyalah feses cair dengan jumlah yang sedikit.

Baca juga : Desa Pinilih Lepas dari Budaya Buang Air Besar Sembarangan

Gejala umum pada anak-anak dengan sindrom ini adalah sakit perut, menjadi lebih rentan tersinggung, dan nafsu makan yang berkurang.

Dalam kasus yang kini terjadi di Inggris, pria tersebut ogah memakan apapun agar tidak buang air besar. Namun, Lustbader berkata bahwa ini hanya solusi sementara yang bisa menyebabkan malnutrisi.

Lalu jika dia benar menelan narkoba, pembungkusnya bisa pecah di dalam usus dan menyebabkan overdosis. Kalaupun jumlahnya kecil dan bisa diserap tubuh, polisi akan bisa mendeteksi keberadaan narkoba melalui urin.

Selain itu, menahan buang air besar begitu lama juga bisa menganggu mekanisme respons usus. “Jika pria tersebut terus-terusan menolak buang air besar, kelak motilitas ususnya akan bermasalah. Ia akan butuh obat pencahar untuk mengaktifkan kembali kerja usus besar,” kata Lustbader.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com